Puisi ini dibuat oleh kakak untuk adiknya, terima kasih kakak :)
Pagi terasa lelah melihat pejam senyummu
Sejenak aku rasa kau segalanya
Sampai kapan?
Mungkin sampai pagiku tidak di tempat tidurmu lagi
Bangun, adikku
Cobalah diam jangan berteriak
Jangan dulu berloncat-loncat menatap matahari
Waktunya kau mencium kopi
Mencicipi sedikit manisnya hidup
Pintamu suatu hari
Perpanjang saat-saat manis ini
Membiarkanmu tersenyum lebar
Mengingatkanmu untuk tak berkelakar liar
Tawamu merusak taman yang hanya berisi belukar
Aku mencoba selama mungkin membiarkan burung berkicau
Agar kau bisa diam mendengarnya
Tak seperti pagi tanpaku
Burungpun kau usir dengan kicauanmu
Memang lelah membujukmu, manis
Tapi hanya itu yang ku bisa
Tak lebih
Tak mungkin lebih
Akan hilang pagiku untukmu
Aku ingatkan jangan kehilangan
Nanti ada yang lain mengantarkanmu kopi
Di pagi manis
Pagi terasa lelah melihat pejam senyummu
Sejenak aku rasa kau segalanya
Sampai kapan?
Mungkin sampai pagiku tidak di tempat tidurmu lagi
Bangun, adikku
Cobalah diam jangan berteriak
Jangan dulu berloncat-loncat menatap matahari
Waktunya kau mencium kopi
Mencicipi sedikit manisnya hidup
Pintamu suatu hari
Perpanjang saat-saat manis ini
Membiarkanmu tersenyum lebar
Mengingatkanmu untuk tak berkelakar liar
Tawamu merusak taman yang hanya berisi belukar
Aku mencoba selama mungkin membiarkan burung berkicau
Agar kau bisa diam mendengarnya
Tak seperti pagi tanpaku
Burungpun kau usir dengan kicauanmu
Memang lelah membujukmu, manis
Tapi hanya itu yang ku bisa
Tak lebih
Tak mungkin lebih
Akan hilang pagiku untukmu
Aku ingatkan jangan kehilangan
Nanti ada yang lain mengantarkanmu kopi
Di pagi manis
0 komentar:
Post a Comment