Hujan yang membuatku merasa sendiri di tengah hidup hedonisme orang Jakarta. Aku sebenarnya lelah hidup di Jakarta, hedonis semua makhluknya. Mementingkan dirinya sendiri ketimbang orang yang lebih membutuhkan, sulit meminta maaf dan berterimakasih. Aku lelah.
Aku ingin kembali ke tempatku dulu, bercengkrama dengan anak asuhku. Mendidik mereka menjadi pribadi yang spesial. Yang membuat dirinya bernilai.
Tapi di Jakarta inilah, aku juga menemukan sosok sang sayu nan lembut, yang terus ada dipikiranku. Sang sayu nan lembut yang entah mengapa merasuk. Aku membayangkan justru dengan kelembutan dan keunikannya.
Hujan masih terus turun, tak berniat berhenti secepatnya. Hujan sekarang membuatku mengenang. Hujan membuatku berdoa kembali.
0 komentar:
Post a Comment