Apr 12, 2012

Malam Sang Pesakitan

Menyaksikan malam ini agak sedikit menyakitkan. Tanpa orang tua dan sanak saudara. Termenung sendiri di bibir pintu kamar sepetak.

Setelah selesai dengan rutinitas dan menjalankan kewajiban, aku kini ibarat seonggok kayu lapuk. Terdiam, menatap nelangsa langit malam ini. Tak berbuat apa pun. Aku lihat di atas, ada cahaya kilat, beberapa kali. Seperti blitz dari langit. Berdoa saja aku.

Aku masih bertanya, inikah hidup yang harus aku jalani? Sulit sekali tanpa ada mama, tapi bukankah yang selalu bersama kita itu Allah? Aku tahu akan ada kemudahan dan penghiburan yang layak.

Malam sudah lama berteman denganku, tapi tetap saja rasanya kosong. Sampai bosan aku, hingga jenuh. Ngomong-ngomong, aku kurusan sejak hidup sendiri. Tapi tak ada yang memperhatikan.

Malam masih saja aku rasa menyakitkan, aku coba berkutat dengan buku-buku. Sejenak hilang, tapi muncul lagi dengan hebat. Dan baru tersadar aku, ini malam mulia. Jum'at.

0 komentar:

Post a Comment

 
;