Petang ini langit masih menyisakan mendung yang menggelayut di atas kota Jakarta. Bulan harus mengalah dahulu sepertinya. Tapi sejuk mengiringi, menenangkan dan menyegarkan hati. Kelambu kelabu di kota.
Akhirnya adzan magrib yang ditunggu tiba, masih dengan termangu di bawah kolong langit. Mendengarkan adzan sambil mengulang kembali, namun masih menatap ke langit, ada semburat keungungan di sebelah kiri. Berdoa setelah adzan dan disela-sela iqamat. Seperti suasana Cirebon saat penghujan.
Aku menatap langit, ingin sekali menata. Teruslah sejuk seperti ini, seakan hati ini bisa terus terisi. Menata kehidupan yang akan datang, keinginan yang tertunda. Bukan, bukan keinginan tapi mimpi. Ya, mimpi. Mimpi yang belum terwujud itu masih menggelayut di hati sama seperti kelambu kelabu saat ini. Tidak sementara tapi menetap. Tidak sejuk tapi tidak pula panas, sedikit berkabut terhalang makna. Mimpi akan sekolah lagi.
Mimpi yang sama dengan semua yang haus akan ilmu. Aku masih berilmu tapi kurang. Aku masih berilmu tapi masih haus akan ilmu.
Teringat akan anak-anak itu. Suatu saat kalian akan pula merasakan. Aku akan berbagi dengan kalian, walau aku hanya separuh isi. Aku akan berbagi sampai penghabisanku, sebagai penyala!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment