May 19, 2012

Ketika Kata 'Cina' Kembali Hadir

Jum'at yang sibuk. Dinas sore di hari Jum'at itu memang hampir selalu sibuk. Shalat di ruangan karena masuk jam 13.00 wib, belum lagi jadwal injeksi dan obat oral yang harus disiapkan, serta perkembangan kondisi pasien. Hal itu ditambah dengan jumlah pasien yang 'berlimpah'. Rutinitas.

Kami, tim dua yang berdinas sore sudah luar biasa ekstra, melanjutkan perjuangan ekstra dinas pagi. Sampai pada akhirnya waktu menunjukkan pukul 20.00. Waktunya operan ke dinas selanjutnya, dinas malam. Dinas paling panjang dalam pembagian waktu dinas.

Dalam operan itulah, kata 'Cina' itu disenandungkan oleh orang tua pasien, yang juga adalah petugas cs di RS tempat aku bekerja. Aku yang tak tahu apa-apa, ternyata dituding dan di bilang 'Cina itu' dengan nada yang agak tinggi, kejadian itu tak aku ketahui. Masalah yang akhirnya aku ketahui dari seniorku, yang mengatakan bapak itu tidak sopan dan sok dengan perawat yang lain juga. Masalah yang sebenarnya sepele, dokter yang biasa merawatnya cuti sehingga harus alih rawat dengan dokter yang lain. Juga keadaan dimana anaknya harus dipindah ke bed yang lebih kecil dan bapak itu tidak terima. Bapak itu bilang dengan agak kasar ke bunda (senior) bahwa dia bekerja di RS dan sejak kapan usia dibawah 3 th atau yang berbadan kecil harus di bed kecil, dan tidak mau alih rawat. Bapak itu langsung menunjuk aku yang saat itu sedang membelakangi karena sedang mencuci tangan, dan berkata ''Saya kan sudah bilang ke Cina itu!''. Ya Allah, kenapa Cina itu yang harus keluar dari mulutnya, apakah aku tidak cukup berbuat baik? Apakah aku tidak sopan? Apakah karena kesalahan yang bahkan tak tahu kesalahan siapa harus kata 'Cina' yang keluar? Setelah bertahun-tahun lalu, yang menganggap sebelah mata hanya karena 'Cina keturunan'. Aku juga Jawa, aku juga Sunda, aku dan bapak itu sesama muslim, haruskah keturunan menjadi pemisah??haruskah???

2 komentar:

yus said...

tidak ada pemisah dantara sesama muslim...smua muslim bersaudara, satu tuhannya, satu aqidahnya, nabinya sma, kitabnya jg sma.
Yg sabar ghesti, insyAllah ad blasannya.

The Owl said...

@yus : yap! harus bersabar dengan semua kejadian yang menimpa kita.. terima kasih sudah diingatkan :D

Post a Comment

 
;