Mar 28, 2012 0 komentar

Ketika kau Lelah dan Penat

Aku tahu kau lelah, matamu sayu, badanmu sedikit lunglai, kau tampak kurang bertenaga, dan tidak sehat. Aku tahu kau penat, tatapan kuyu, kau sedikit hilang konsentrasi, kau tanpa sadar mengeluh, air mukamu tampak mengeras, berbeda dari biasanya, lembut menenangkan. Aku tahu kau lebih dari sekedar lelah atau pun penat. Aku tahu aku hanya mampu tahu, aku tak bisa berbuat apa-apa.

Aku hanya mampu menyemangatimu. Mendoakanmu. Menatapmu dalam.

Aku tahu kau lelah, teramat lelah malah. Kau bahkan kurang istirahat. Tapi aku bahagia, kau tampakkan tanggung jawab mu. Kau, walau lelah tetap tersenyum. Kau, walau lelah tetap mendengarkan.

Aku tahu kau penat, teramat sangat malah. Mungkin jika ingin, kau bisa marah pada ku. Tapi aku bahagia, kau simpan itu dalam pikiranmu. Kau tak adukan keluh kesah mu. Kau tak melampiaskannya pada ku, yang saat itu pun kurang konsentrasi. Kau tampakkan kelembutan dan ketegaranmu.


Aku tahu kau lelah dan penat. Tapi kau tetap tersenyum, tetap lembut, tetap tegar. Kau tahu, walau bukan menggambarkan dirimu, tapi kau seperti mimosa pudica. Bunga yang aku sukai.


Jika kau lelah, istirahat lah. Jika tak bisa ingatlah harga keikhlasan dari itu semua.

Semoga Allah swt selalu memberi yang terbaik bagi mu.


Jakarta, 28 Maret 2012

*Untuk orang-orang yang aku sayang, tetap semangat.
Mar 27, 2012 0 komentar

Mengamatimu



Mengamati hari kembali, cerah tak berawan. Arak-arakan mereka tak lagi menghiasi, untuk saat ini. Entah lusa, esok, atau mungkin beberapa saat lagi dalam sekejapan mata.

Merasakan angin kembali, malu-malu membelai manja. Mengintip di setiap celah. Terkadang diam.

Menatap rindang bambu, menari lembut dengan gemerisik daunnya. Hijau menenangkan. Sepintas menumbuhkan nyaman.


Menengadah ke atas, mencoba menantang matahari. Hangat menyengat, dengan begitu positif yang terambil. Mendengar doa, semoga cerah hari ini, semoga panen garam melimpah, semoga cucian kering hari ini.

Melongok ke kamar, mendesah, bernapas lega. Melihatnya, bersyukur aku masih bisa tinggal dalam ruangan yang cukup layak ini.

Menatap tersenyum. Aku bahagia dapat menulis sampai saat ini.



Jakarta, 27 Maret 2012 *Pagi yang membuat tenang
Mar 16, 2012 0 komentar

My lil' brother

Mar 15, 2012 0 komentar

Hari yang Mengingatkan "Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan?"

Hari Kamis, tanggal 15 Maret 2012. Hari yang membuatku terus mengeluh. Sakit lah, pusing lah, jenuh lah, ingin pulang lah, malas lah, dan hal-hal lain yang menjadikan aku sulit bersyukur hari ini. Hari ini juga entah kenapa aku justru ingin meliburkan diri sejenak dari segala rutinitas yang mengganjal. Alhamdulillah, aku masih punya simpanan libur karena pernah menggantikan dinas pribadi dengan kakak senior sehingga aku masih bisa menikmati kemalasanku. Entah mengapa, hari ini aku merasa jenuh dan bosan.


Sejak pagi aku selalu berusaha menghubungi orang tua ku, aku ingin sekali mendengar suara mereka. Setelah menghubungi pun, rasanya tidak cukup. Aku ingin mendengar terus dan terus namun apa daya, masih banyak rutinitas yang harus aku lakukan seperti mencuci pakaian dan menyetrika. Aku merasa sangat rindu dengan mereka. Sangat rindu.

Siang hari, hampir seharian lebih tepatnya, aku mengeluh. Mengapa sakitku tak kunjung sembuh? Mengapa aku merasa jenuh? Mengapa? Mengapa?

Kalau mengingat ini semua, aku terus beristighfar, malu aku dengan diriku.

Sore hari ketika semua teman sekamarku datang, aku lebih merasa lega. Aku masih bisa bercerita dengan mereka. Aku bisa mengeluarkan semua ketidaknyamananku. Namun tetap, pikiranku masih tertuju pada rumah.

Ketika matahari mulai kembali keharibaannya, menyisakan sedikit siluet jingga nan indah, aku kembali menghubungi ayahku. Aku hubungi beliau, ternyata masih dalam perjalanan pulang. Aku memutuskan pembicaraan karena takut mengganggu.

Setelah senja menghilang berganti malam, aku dan kedua kawanku mencari makan malam. Sejenak untuk  mengisi tenaga yang terkuras sebelumnya. Sesampai di kosan, aku mendapat telephone, ayahku. Aku angkat telephone itu, beliau mengatakan bahwa ibu ku, sudah di rumah sakit. Sudah pembukaan 2-3 katanya. Subhanallah, Alhamdulillah, aku hanya mampu berucap syukur dalam hati. Bagaimana tidak, aku selalu menanyakan kapan adik ku akan lahir, apakah aku bisa melihatnya, apakah aku bisa memberi nama untuknya.

Aku langsung mengirimkan sms kepada sahabat ku untuk mengabarkan berita ini, memohon doa tulus mereka untuk ibu dan adikku.

Akhirnya aku tahu, dan selalu terlambat, semua ini rencana Allah, bagaimana aku tidak masuk kerja hari ini, bagaimana semua berita ini datang, setidaknya aku mengetahui dengan pasti kapan adikku lahir dan aku tidak terlambat sedikitpun mendengar beritanya.

Alhamdulillah, dan semua memiliki hikmah yang terkandung didalamnya...

"Maka nikmat Tuhan mu manakah yang kamu dustakan?" itu lah mengapa Allah swt mengulang ayat ini dalam Quran......karena manusia itu sulit untuk bersyukur :'(

Ampuni segala khilaf dan dosa kami, ya Allah....dan terima kasih atas semua nikmatMu yang terlimpah di dunia ini....



Jakarta,15 Maret 2012 *ditulis ketika mendapati kabar bahagia pada akhir hari dan kegundahan pada awal hari*


0 komentar

Mencintai Sejatinya Mencintai Allah

Bermain bersama genitnya angin malam yang berusaha mengusik konsentrasi dan membuat menyegerakan untuk terlelap dalam buaian. Berpikir terus, entahlah, mengapa aku sering sekali berpikir pada malam hari. Aku bukan hewan nokturnal walau blog ku ini terinspirasi dari sang "owl", aku masih manusia, masih seorang wanita yang masih mencari pasangan hidup, sekedar info yang tak perlu. Tapi memang benar, aku sering sekali berpikir tentang sesuatu saat malam tak bisa tidur, saat aku mencari ide untuk membuat sebuah cerpen atau pun cerbung. Berpikir apa saja, entah itu alasan ku hidup, alasan aku masih saja dianggap anak kecil, alasan aku mengapa aku ditempatkan di tempat ini. Semua menjadi pertanyaan yang terkadang menjadi pernyataan. Singkatnya, aku memang terlalu banyak memikirkan sesuatu yang jarang orang lain pikirkan.

Malam ini masih ditemani angin malam yang cantik, aku memikirkan, untuk apa aku menulis ini semua. Untukku kah? Atau untuk seseorang di luar sana yang mungkin meluangkan waktunya untuk membaca tulisan "anak kecil" ini? Dulu, alasanku membuat blog ini adalah untuk menuangkan semua yang ada dipikiranku, entah itu sesuatu yang emnyenangkan, menjengkelkan, atau justru mengagumkan. Dulu, aku membuat blog ini untuk menampung cerita yang aku buat, daripada tidak ada yang baca, lebih baik aku keluarkan saja.

Saat ini, aku justru bingung, alasan apa yang membuat aku terus menulis? Aku tak punya pembaca setia, aku tak punya kelebihan seperti blogger-blogger lainnya, namun aku percaya, sejatinya ada yang bisa dimaknai dari tulisanku.

Aku mencintai menulis, aku mencintai tulisan, aku mencintainya karena aku bisa merasakan, aku ada dalam tulisan. Aku diberi kesempatan untuk menuangkan pikiran, aku diberi kesempatan untuk mencurahkan. Aku tahu Allah yang menggerakkan semuanya. Hati, pikiran, tangan, kedua mataku, dan semua tenaga yang aku butuhkan.

Aku kini menulis, setelah pernah dulu menuliskan sedih. Aku kini menulis, aku gembira. Aku bukanlah orang yang mudah untuk mengatakan namun jujur, aku merasakan aku sepertinya mulai mencintai. Mencintai seseorang seperti aku mencintai menulis.

Aku katakan aku tak pernah bisa langsung mengatakan karena aku menuangkannya dalam tulisan.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang sempurna sebagaimana ia diciptakan.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang dulu aku bahkan membenci profesinya.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang hanya berbeda beberapa tahun dariku.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang baru beberapa bulan saja aku mengenalnya.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang bahkan aku tidak tahu apakah dia sudah menemukan "tulang rusuk"nya atau belum.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang dengan senang hati mengatakan bahwa tulisanku itu bermakna.

Apa yang menjadikan aku mencintai?

Apa yang menjadikan aku mencintai selain tulisan?

Apa yang menjadikan aku mencintai selain tulisan, sosok manusia itu?


Aku tahu, sebagaimana tulisan-tulisan yang pernah aku baca dan aku rangkai. Aku kembalikan semua rasa cinta ini kepada Sang Pemilik Cinta. Yang selalu mampu menerima semua cinta, dan selalu mencintai hambaNya dengan caraNya sendiri.


Aku semakin saja mendewasakan diri dengan cinta, walau aku berpikiran seperti anak kecil, namun bukankah cinta itu selalu suci seperti anak-anak? Dan aku bahagia ketika aku bisa merasakan bahwa ketika aku mencintai manusia aku selalu mengingat Illah, dan itu lah cinta yang tak pernah bertepuk sebelah tangan. Karena semua akan indah pada waktunya.


Bagi kalian yang sedang merasakan cinta dan belum berbalas.... Jadikanlah cintamu itu media mendekatkan diri kepada Pemilik kalian, karena hanya Dia-lah yang pantas untuk kalian cintai sepenuh hati... Dan cinta sejati adalah cinta kepadaNya karena kalian tak akan pernah merasa patah hati jika kalian mencintaiNya..



Jakarta, 15 Maret 2012 *ditulis ketika merasakan cinta manusia dan berusaha mengingat Illah-nya
Mar 14, 2012 0 komentar

Yang Berdosa itu Aku atau Mereka?

Masih menanti pagi yang mungkin bisa menyejukkan jiwa, berharap segera ada pendamping hidup secepatnya. Amiin...... :)) *berharap tidak ada salahnya kan?*

Malam ini ketika semua mata sebagian besar manusia sudah tertutup rapat menyelami dunia yang berbeda, itu lah mengapa kita selalu berdoa sebelum tidur. Tidur mengurangi kesadaran kita akan dunia, dan tidak mustahil kita terlelap selamanya ketika kita tidur, jika memang iya, semoga sebelumnya kita sudah mempersiapkan bekal yang cukup.

Menuliskan "post-it" ini memang agak sedikit berbelit-belit, maklum sudah terlalu banyak kata yang tak tertuang di blog ini. Judul di atas sedikit menyiratkan kegundahan yang masih menggantung di dalam hati dan pikiran selama aku bekerja. Dan cukup lama ya, aku sudah tidak membuat postingan baru semenjak bekerja di RS.

Bekerja di sebuah RS, berita yang menggembirakan untuk orang tua ku, untukku -walau sesaat-, untuk keluargaku. Aku harus bersusah payah, walau semua itu atas kehendakNya (Tiada daya dan upaya melainkan dariNya), menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Aku harus menyingkirkan pesaing-pesaing yang lebih baik dari ku. Aku harus terus belajar cepat di lingkungan yang tidak mau tahu aku itu belum berpengalaman.

Ditempatkan di ruang anak, berusaha mencintai mereka dan keluarga mereka. Perawat itu, bukanlah pekerjaan mudah untuk orang seperti ku, yang masih suka mencintai diri sendiri, masih suka berpetualang mencari pengalaman baru, masih suka mengeluh, masih suka membandingkan pekerjaan lain. Perawat itu, bukanlah pekerjaan mudah untuk aku, yang menyukai kesendirian. Aku harus bisa mengerti mereka, peduli dengan mereka, anak-anak yang bahkan aku sendiri belum pernah merasakan kehadiran seorang anak dalam hidup ku (Semoga segera terwujud setelah menikah).

Mungkin aku bukanlah sempurna untuk menjadi perawat, namun aku terus berusaha agar mereka menerimaku dengan baik, walau terkadang mereka takut, gelisah, cemas, namun aku terus berusaha akrab dengan mereka. Aku pernah bercerita pada ibu ku, aku sering berbicara dengan nada yang agak kencang dengan orang tua pasien.

"Bukan ketus mah, tapi aku menjelaskan supaya mereka memahami keadaan anaknya dan ruangan." Kata ku,

"Itu bukan  ketus, tapi tegas.Tegas tidak apa-apa, tapi jangan kasar." ujar Ibu,

"Iya mah...."

Mungkin aku berbicara tegas, tapi mungkin pula aku tak sadar sudah berbicara dengan nada yang cukup kasar. Alasan jahat ku adalah karena orang tua itu jarang sekali mengerti keadaan anaknya dan keadaan kami perawat ruangan yang juga harus membagi pikiran dan tenaga kami untuk pasien lain yang kondisinya sama bahkan lebih buruk. Aku malu karena aku juga manusia, ketika lelah mendera, aku khilaf menjadi egois, aku pun manusia aku bisa lelah. Aku berusaha berpikir bijak seperti apa yang ibuku ucapkan, "Janganlah melihat apa yang telah kau lakukan tapi teruslah berpikir apa yang bisa kau lakukan. Dengan begitu kau akan terus terpacu untuk memperbaiki diri dan terus tersenyum apapun keadaanmu."

Dan siapapun yang berdosa, manusia itu adalah tempatnya lupa dan salah. Aku rindu mamah :'))

Semoga Allah senantiasa memberimu kekuatan yang tiada batas, mendoakan anakmu ini yang sering menangisi keadaannya melebihi tangisnya tentang mu.... Semoga Allah menempatkanmu di tempat yang mulia, di dalam jannahNya...Amiin


Ghesti sayang mamah, walau suatu saat nanti Ghesti akan berkeluarga...Ghesti akan terus belajar dari mamah, menjadi tangguh..
Mar 9, 2012 0 komentar

Pantaskah kita mengeluh?????????

Menemukan note yang bagus di facebook jadi di share saja disini, setelah izin tentunya :)


Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin.....”Allah menjawab : “Jika AKU menghendaki,cukup Ku berkata “Jadi”,maka jadilah (QS. Yasin ; 82)

 Ketika kita mengeluh : “Capek banget aku....”Allah menjawab : “...dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An-Naba :9)

Ketika kita mengeluh : “Berat banget yah, gak sanggup rasanya...”Allah menjawab : “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)

Ketika kita mengeluh : “Stressss nih...Panik...”Allah menjawab : “Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang”. (QS.Ar-Ro’d :28)

Ketika kita mengeluh : “Yaaaahh... ini mah semua bakal sia-sia..”Allah menjawab :”Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun,niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah :7)

 Ketika kita mengeluh : “Gile aja aku sendirian..gak ada seorangpun yang mau bantuin...”Allah menjawab : “Berdoalah (mintalah) kepadaKU,niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60)

 Ketika kita mengeluh : “ aku ngerasa sedih banget...”Allah menjawab : “La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)

kita semua yg mulai galau atas perhatian Allah yg serasa jauh dari kita padahal sebaliknya Allah dekat selalu (QS. Al-Baqarah 186)..
Mar 7, 2012 0 komentar

Mengingat Semua PemberianNya

Matahari masih menggelayut di atas langit kota Jakarta, sepertinya memang belum menampakkan tanda-tanda ingin beristirahat. Dan aku pun masih berkutat dengan notebook milik teman sekamar aku. Aku berpikir sejenak, apa yang harus aku lakukan terhadapnya.

Masih ditemani oleh para wanita yang setia disamping kanan-kiriku, aku mengetikkan sedikit kisah kecilku. Aku baru saja menginjak usia 21 tahun, selama itukah aku hidup? Aku mensyukuri kenyataan bahwa aku masih bernapas, masih bisa merasakan hidup di bumiNya. Aku yang masih labil dengan segala kondisi yang terjadi dalam hidupku. Aku yang masih dalam pencarian jati diri. Aku yang masih mengejar rahmat dan cinta sang Illah.

Aku menemukan begitu banyak pemberianNya. Aku masih bisa merasakan rasa cinta yang luar biasa. Aku masih bisa merasakan sedih dan amarah.

Terima kasih ya Allah, karena tanpa mengenalMu aku pasti tersesat di jalan yang sebenarnya sangat lurus....


"Dan nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan..."
Mar 6, 2012 0 komentar

Believing your Heart

Langit sudah menumpahkan seluruh berlian cairnya. Aku justru berusaha untuk menerima hidupku saat ini. Allah memberikan ku kesempatan yang tak dimiliki orang lain, bukan? Sepertinya aku agak sedikit kurang bersyukur. Allah memberi ujian yang luar biasa untuk setiap hambaNya.
Allah mengingatkan aku untuk bersahabat dengan masalah dan tanggung jawab. Ibu ku mengingatkan untuk menjadi pemberi warna dalam kehidupan. Aku memang merasa aku masih mempunyai tanggung jawab besar.

Aku tak boleh rapuh melebihi kaca, aku tak boleh sekeras batu. Seperti ucapan ibu, jadilah tetap halus seperti kapas, dan tegar seperti karang. Itu lah yang menjadikan kau manusia.

Mempercayai hatimu dan jadilah manusia yang selalu meningkatkan kualitasnya.

"Terus ingatlah orang tua mu,belajarlah dari orang tua. Lihatlah kerutan kulit dan lingkar matanya." Ucap ibu

Menyayangimu pasti karena dunia mu hancur karena ku... namun kau tak pernah menyesal.
 
;