Bermain bersama genitnya angin malam yang berusaha mengusik konsentrasi dan membuat menyegerakan untuk terlelap dalam buaian. Berpikir terus, entahlah, mengapa aku sering sekali berpikir pada malam hari. Aku bukan hewan nokturnal walau blog ku ini terinspirasi dari sang "owl", aku masih manusia, masih seorang wanita yang masih mencari pasangan hidup, sekedar info yang tak perlu. Tapi memang benar, aku sering sekali berpikir tentang sesuatu saat malam tak bisa tidur, saat aku mencari ide untuk membuat sebuah cerpen atau pun cerbung. Berpikir apa saja, entah itu alasan ku hidup, alasan aku masih saja dianggap anak kecil, alasan aku mengapa aku ditempatkan di tempat ini. Semua menjadi pertanyaan yang terkadang menjadi pernyataan. Singkatnya, aku memang terlalu banyak memikirkan sesuatu yang jarang orang lain pikirkan.
Malam ini masih ditemani angin malam yang cantik, aku memikirkan, untuk apa aku menulis ini semua. Untukku kah? Atau untuk seseorang di luar sana yang mungkin meluangkan waktunya untuk membaca tulisan "anak kecil" ini? Dulu, alasanku membuat blog ini adalah untuk menuangkan semua yang ada dipikiranku, entah itu sesuatu yang emnyenangkan, menjengkelkan, atau justru mengagumkan. Dulu, aku membuat blog ini untuk menampung cerita yang aku buat, daripada tidak ada yang baca, lebih baik aku keluarkan saja.
Saat ini, aku justru bingung, alasan apa yang membuat aku terus menulis? Aku tak punya pembaca setia, aku tak punya kelebihan seperti blogger-blogger lainnya, namun aku percaya, sejatinya ada yang bisa dimaknai dari tulisanku.
Aku mencintai menulis, aku mencintai tulisan, aku mencintainya karena aku bisa merasakan, aku ada dalam tulisan. Aku diberi kesempatan untuk menuangkan pikiran, aku diberi kesempatan untuk mencurahkan. Aku tahu Allah yang menggerakkan semuanya. Hati, pikiran, tangan, kedua mataku, dan semua tenaga yang aku butuhkan.
Aku kini menulis, setelah pernah dulu menuliskan sedih. Aku kini menulis, aku gembira. Aku bukanlah orang yang mudah untuk mengatakan namun jujur, aku merasakan aku sepertinya mulai mencintai. Mencintai seseorang seperti aku mencintai menulis.
Aku katakan aku tak pernah bisa langsung mengatakan karena aku menuangkannya dalam tulisan.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang sempurna sebagaimana ia diciptakan.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang dulu aku bahkan membenci profesinya.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang hanya berbeda beberapa tahun dariku.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang baru beberapa bulan saja aku mengenalnya.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang bahkan aku tidak tahu apakah dia sudah menemukan "tulang rusuk"nya atau belum.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang dengan senang hati mengatakan bahwa tulisanku itu bermakna.
Apa yang menjadikan aku mencintai?
Apa yang menjadikan aku mencintai selain tulisan?
Apa yang menjadikan aku mencintai selain tulisan, sosok manusia itu?
Aku tahu, sebagaimana tulisan-tulisan yang pernah aku baca dan aku rangkai. Aku kembalikan semua rasa cinta ini kepada Sang Pemilik Cinta. Yang selalu mampu menerima semua cinta, dan selalu mencintai hambaNya dengan caraNya sendiri.
Aku semakin saja mendewasakan diri dengan cinta, walau aku berpikiran seperti anak kecil, namun bukankah cinta itu selalu suci seperti anak-anak? Dan aku bahagia ketika aku bisa merasakan bahwa ketika aku mencintai manusia aku selalu mengingat Illah, dan itu lah cinta yang tak pernah bertepuk sebelah tangan. Karena semua akan indah pada waktunya.
Bagi kalian yang sedang merasakan cinta dan belum berbalas.... Jadikanlah cintamu itu media mendekatkan diri kepada Pemilik kalian, karena hanya Dia-lah yang pantas untuk kalian cintai sepenuh hati... Dan cinta sejati adalah cinta kepadaNya karena kalian tak akan pernah merasa patah hati jika kalian mencintaiNya..
Jakarta, 15 Maret 2012 *ditulis ketika merasakan cinta manusia dan berusaha mengingat Illah-nya
Malam ini masih ditemani angin malam yang cantik, aku memikirkan, untuk apa aku menulis ini semua. Untukku kah? Atau untuk seseorang di luar sana yang mungkin meluangkan waktunya untuk membaca tulisan "anak kecil" ini? Dulu, alasanku membuat blog ini adalah untuk menuangkan semua yang ada dipikiranku, entah itu sesuatu yang emnyenangkan, menjengkelkan, atau justru mengagumkan. Dulu, aku membuat blog ini untuk menampung cerita yang aku buat, daripada tidak ada yang baca, lebih baik aku keluarkan saja.
Saat ini, aku justru bingung, alasan apa yang membuat aku terus menulis? Aku tak punya pembaca setia, aku tak punya kelebihan seperti blogger-blogger lainnya, namun aku percaya, sejatinya ada yang bisa dimaknai dari tulisanku.
Aku mencintai menulis, aku mencintai tulisan, aku mencintainya karena aku bisa merasakan, aku ada dalam tulisan. Aku diberi kesempatan untuk menuangkan pikiran, aku diberi kesempatan untuk mencurahkan. Aku tahu Allah yang menggerakkan semuanya. Hati, pikiran, tangan, kedua mataku, dan semua tenaga yang aku butuhkan.
Aku kini menulis, setelah pernah dulu menuliskan sedih. Aku kini menulis, aku gembira. Aku bukanlah orang yang mudah untuk mengatakan namun jujur, aku merasakan aku sepertinya mulai mencintai. Mencintai seseorang seperti aku mencintai menulis.
Aku katakan aku tak pernah bisa langsung mengatakan karena aku menuangkannya dalam tulisan.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang sempurna sebagaimana ia diciptakan.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang dulu aku bahkan membenci profesinya.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang hanya berbeda beberapa tahun dariku.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang baru beberapa bulan saja aku mengenalnya.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang bahkan aku tidak tahu apakah dia sudah menemukan "tulang rusuk"nya atau belum.
Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang dengan senang hati mengatakan bahwa tulisanku itu bermakna.
Apa yang menjadikan aku mencintai?
Apa yang menjadikan aku mencintai selain tulisan?
Apa yang menjadikan aku mencintai selain tulisan, sosok manusia itu?
Aku tahu, sebagaimana tulisan-tulisan yang pernah aku baca dan aku rangkai. Aku kembalikan semua rasa cinta ini kepada Sang Pemilik Cinta. Yang selalu mampu menerima semua cinta, dan selalu mencintai hambaNya dengan caraNya sendiri.
Aku semakin saja mendewasakan diri dengan cinta, walau aku berpikiran seperti anak kecil, namun bukankah cinta itu selalu suci seperti anak-anak? Dan aku bahagia ketika aku bisa merasakan bahwa ketika aku mencintai manusia aku selalu mengingat Illah, dan itu lah cinta yang tak pernah bertepuk sebelah tangan. Karena semua akan indah pada waktunya.
Bagi kalian yang sedang merasakan cinta dan belum berbalas.... Jadikanlah cintamu itu media mendekatkan diri kepada Pemilik kalian, karena hanya Dia-lah yang pantas untuk kalian cintai sepenuh hati... Dan cinta sejati adalah cinta kepadaNya karena kalian tak akan pernah merasa patah hati jika kalian mencintaiNya..
Jakarta, 15 Maret 2012 *ditulis ketika merasakan cinta manusia dan berusaha mengingat Illah-nya
0 komentar:
Post a Comment