Hari Kamis, tanggal 15 Maret 2012. Hari yang membuatku terus mengeluh. Sakit lah, pusing lah, jenuh lah, ingin pulang lah, malas lah, dan hal-hal lain yang menjadikan aku sulit bersyukur hari ini. Hari ini juga entah kenapa aku justru ingin meliburkan diri sejenak dari segala rutinitas yang mengganjal. Alhamdulillah, aku masih punya simpanan libur karena pernah menggantikan dinas pribadi dengan kakak senior sehingga aku masih bisa menikmati kemalasanku. Entah mengapa, hari ini aku merasa jenuh dan bosan.
Sejak pagi aku selalu berusaha menghubungi orang tua ku, aku ingin sekali mendengar suara mereka. Setelah menghubungi pun, rasanya tidak cukup. Aku ingin mendengar terus dan terus namun apa daya, masih banyak rutinitas yang harus aku lakukan seperti mencuci pakaian dan menyetrika. Aku merasa sangat rindu dengan mereka. Sangat rindu.
Siang hari, hampir seharian lebih tepatnya, aku mengeluh. Mengapa sakitku tak kunjung sembuh? Mengapa aku merasa jenuh? Mengapa? Mengapa?
Kalau mengingat ini semua, aku terus beristighfar, malu aku dengan diriku.
Sore hari ketika semua teman sekamarku datang, aku lebih merasa lega. Aku masih bisa bercerita dengan mereka. Aku bisa mengeluarkan semua ketidaknyamananku. Namun tetap, pikiranku masih tertuju pada rumah.
Ketika matahari mulai kembali keharibaannya, menyisakan sedikit siluet jingga nan indah, aku kembali menghubungi ayahku. Aku hubungi beliau, ternyata masih dalam perjalanan pulang. Aku memutuskan pembicaraan karena takut mengganggu.
Setelah senja menghilang berganti malam, aku dan kedua kawanku mencari makan malam. Sejenak untuk mengisi tenaga yang terkuras sebelumnya. Sesampai di kosan, aku mendapat telephone, ayahku. Aku angkat telephone itu, beliau mengatakan bahwa ibu ku, sudah di rumah sakit. Sudah pembukaan 2-3 katanya. Subhanallah, Alhamdulillah, aku hanya mampu berucap syukur dalam hati. Bagaimana tidak, aku selalu menanyakan kapan adik ku akan lahir, apakah aku bisa melihatnya, apakah aku bisa memberi nama untuknya.
Aku langsung mengirimkan sms kepada sahabat ku untuk mengabarkan berita ini, memohon doa tulus mereka untuk ibu dan adikku.
Akhirnya aku tahu, dan selalu terlambat, semua ini rencana Allah, bagaimana aku tidak masuk kerja hari ini, bagaimana semua berita ini datang, setidaknya aku mengetahui dengan pasti kapan adikku lahir dan aku tidak terlambat sedikitpun mendengar beritanya.
Alhamdulillah, dan semua memiliki hikmah yang terkandung didalamnya...
"Maka nikmat Tuhan mu manakah yang kamu dustakan?" itu lah mengapa Allah swt mengulang ayat ini dalam Quran......karena manusia itu sulit untuk bersyukur :'(
Ampuni segala khilaf dan dosa kami, ya Allah....dan terima kasih atas semua nikmatMu yang terlimpah di dunia ini....
Jakarta,15 Maret 2012 *ditulis ketika mendapati kabar bahagia pada akhir hari dan kegundahan pada awal hari*
Sejak pagi aku selalu berusaha menghubungi orang tua ku, aku ingin sekali mendengar suara mereka. Setelah menghubungi pun, rasanya tidak cukup. Aku ingin mendengar terus dan terus namun apa daya, masih banyak rutinitas yang harus aku lakukan seperti mencuci pakaian dan menyetrika. Aku merasa sangat rindu dengan mereka. Sangat rindu.
Siang hari, hampir seharian lebih tepatnya, aku mengeluh. Mengapa sakitku tak kunjung sembuh? Mengapa aku merasa jenuh? Mengapa? Mengapa?
Kalau mengingat ini semua, aku terus beristighfar, malu aku dengan diriku.
Sore hari ketika semua teman sekamarku datang, aku lebih merasa lega. Aku masih bisa bercerita dengan mereka. Aku bisa mengeluarkan semua ketidaknyamananku. Namun tetap, pikiranku masih tertuju pada rumah.
Ketika matahari mulai kembali keharibaannya, menyisakan sedikit siluet jingga nan indah, aku kembali menghubungi ayahku. Aku hubungi beliau, ternyata masih dalam perjalanan pulang. Aku memutuskan pembicaraan karena takut mengganggu.
Setelah senja menghilang berganti malam, aku dan kedua kawanku mencari makan malam. Sejenak untuk mengisi tenaga yang terkuras sebelumnya. Sesampai di kosan, aku mendapat telephone, ayahku. Aku angkat telephone itu, beliau mengatakan bahwa ibu ku, sudah di rumah sakit. Sudah pembukaan 2-3 katanya. Subhanallah, Alhamdulillah, aku hanya mampu berucap syukur dalam hati. Bagaimana tidak, aku selalu menanyakan kapan adik ku akan lahir, apakah aku bisa melihatnya, apakah aku bisa memberi nama untuknya.
Aku langsung mengirimkan sms kepada sahabat ku untuk mengabarkan berita ini, memohon doa tulus mereka untuk ibu dan adikku.
Akhirnya aku tahu, dan selalu terlambat, semua ini rencana Allah, bagaimana aku tidak masuk kerja hari ini, bagaimana semua berita ini datang, setidaknya aku mengetahui dengan pasti kapan adikku lahir dan aku tidak terlambat sedikitpun mendengar beritanya.
Alhamdulillah, dan semua memiliki hikmah yang terkandung didalamnya...
"Maka nikmat Tuhan mu manakah yang kamu dustakan?" itu lah mengapa Allah swt mengulang ayat ini dalam Quran......karena manusia itu sulit untuk bersyukur :'(
Ampuni segala khilaf dan dosa kami, ya Allah....dan terima kasih atas semua nikmatMu yang terlimpah di dunia ini....
Jakarta,15 Maret 2012 *ditulis ketika mendapati kabar bahagia pada akhir hari dan kegundahan pada awal hari*
0 komentar:
Post a Comment