Apr 5, 2011

untitled


EunKim p.o.v 

"lagi?" keluh EunKim. Dirinya kini meratapi tumpukan kertas tugas milik teman-temannya yang berada di meja dosen. EunKim dengan bodohnya mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, tidur di kelas kuliah umum. "Kenapa kau bodoh sekali EunKim. Lihat akibat kebodohanmu ini. Tak ada kata tenang untuk hidupmu. Tugas yang akan kau ketahui setelah datang ke tempat si tua itu." Umpat EunKim pada diri sendiri.
Sesegera mungkin EunKim merapikan alat tulisnya sebelum pergi membawa tumpukan kertas itu ke ruang dosen. Sepanjang perjalanan EunKim mengeluh tiada habisnya. Memeluk tumpukan kertas, membawa tas punggung yang luar biasa berat karena baru tadi siang dia meminjam bukuu referensi dari perpustakaan. "bodoh!" umpatnya sekali lagi.
같은 사람 없어 주위를 둘러봐도 그저 그렇던
어디서 찾니 너같이 좋은 사람 너같이 좋은 사람 너같이 좋은 마음 너같이 좋은 선물.....
Alunan musik ini membuat EunKim berhentikan langkahnya sejenak. "Lagu ini..." ucapnya pelan. Berjalan mundur dari langkahnya, EunKim kini melongok melalui celah kecil di pintu ruang olahraga. Dilihatnya pria putih dengan tinggi semampai walau tampak agak kurus, menari ditengah ruang olah raga.
Sedang apa orang itu disini? Pikir EunKim. Matanya tak lepas dari setiap gerakan pria itu, sampai dirinya tersadar pria itu kini tengah merapikan barang bawaannya. EunKim dengan susah payah segera berlari, kertas tugas yang dibawanya sudah tak karuan karena sempat terjatuh saat dirinya berusaha berdiri dari posisi duduknya. Baru saja dia melihat sosok yang membuat dirinya tak karuan. Melihat sebuah gerakan indah dari sosok yang indah.
***

Sudah 2 hari EunKim tak tidur nyenyak, kini bagian bawah matanya membentuk lingkaran hitam kecil dan ekspresi EunKim untuk saat ini sangat cocok disebut horor. Raut wajahnya tak berubah sejak kuliah pertama sampai akhir. Tugas yang diberikan 2 hari yang lalu benar-benar membuatnya tak bisa tidur.

"EunKim-ahh." sapa seorang gadis mungil yang manis, namanya Tian. Gadis pertukaran pelajar dari Indonesia. Sahabat asing pertama EunKim, pertama sekali. Tian yang pada saat itu tak bisa hangul dengan bodohnya bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya "can you speak english?" dan jawabannya "ani". EunKim heran  kenapa dia tak bersama teman-teman satu dorm-nya yang pasti semuanya bisa berbahasa inggris. Mau tak mau, EunKim yang cukup pandai bahasa inggris menyapanya, ternyata Tian tersesat. Sejak itulah mereka berteman sampai sekarang, walau EunKim adalah mahasiswi tahun pertama dan Tian adalah mahasiswi exchange tahun ketiga. "Ne, Tian-ahh." EunKim menjawab panggilan Tian dengan malas, istirahat kali ini ingin dia pakai untuk tidur, berat sekali matanya. "sedang apa? lama kita tak jumpa." tanya Tian lagi sambil merangkul punggung EunKim "kenapa tak membalas mention twitter ku?" tanya Tian,ada sedikit nada kecewa dari pertanyaannya. "mian, Tian-ahh. Aku sibuk. Tugas ku 2 hari ini menumpuk. Aku tidak sempat untuk online. mian." ucap EunKim memelas. "Kau tampak lelah? kau sudah tidur?" Tian kini melihat wajah EunKim yang cukup pucat, tak tampak lagi EunKim yang ceria. "tidurlah sekarang,EunKim-ahh. aku akan menemanimu disini." ucap Tian sambil tersenyum. "gomawo." akhirnya EunKim terlelap untuk 30 menit kemudian. Tian yang mengamati EunKim hanya tersenyum simpul. dalam pikirannya, bagaimana ada gadis korea seperti ini, pakaiannya seperti lelaki, cuek, namun tetap manis. 
***
kalau kau sudah bangun, kau hanya akan menemukan sekotak susu strawberry. mian, EunKim-ahh. Aku tak bisa menemanimu lebih lama, ternyata kelasku masuk lebih awal. jeongmal mianhe. Tian ^^v 
EunKim membaca secarik surat dari Tian lalu meminum susu kotak yang dibelikan Tian sewaktu dia tidur. Kini dia lebih segar setelah istirahat, namun sepertinya dia lebih memilih untuk membolos jam kuliah akhir. Membolos untuk kebaikan ucapnya dalam hati. Akhirnya dia mengeluarkan laptop miliknya kemudian surfing di dunia maya untuk mencari profil dirinya di google. 
"ya? jam berapa sekarang?" tanya EunKim pada dirinya sendiri. Menyingkap sedikit lengan kemeja kanannya, pukul 17.00 kst, masih cukup siang. EunKim mulai memainkan gelang batu berwarna pink yang setiap hari dia pakai. memutar-mutarnya, menumpuk-numpuknya, membuat suatu pola, gelang itu adalah rubik bagi EunKim, ini karena EunKim membenci rubik cube yang tak pernah bisa dia pecahkan. 
"Annyeong haseyo." Seorang wanita cantik lebih tua darinya tengah menyapa dia. 
"Annyeong." jawab EunKim keheranan, wanita di depannya sangat cantik. Anggun lebih tepatnya. "Apa kau tahu dimana fakultas sastra?" tanya wanita itu, "Ne, dari sini noona lurus saja, akan ada jalan setapak, noona dapat menyusurinya." jawab EunKim berusaha sesopan mungkin.  "gamsahamnida." ucap wanita itu, kemudian pergi. "cantik sekali." mata EunKim tak lepasnya memandang wanita itu. 


 HyukJae p.o.v 

"arghhhhh!!!" jeritnya, ini yang kesekian kalinya gerakan dance yang dia lakukan gagal. "Hyuk, kakakmu datang." ucap Donghae sambil berlari menghampiri Hyukjae, sahabat karibnya. "kau datang, ada apa?" tanya Hyukjae tak semangat, "ayo pulang, hari ini aku datang setelah sekian lama aku pergi dan begini sambutanmu? sungguh tidak sopan!" wanita cantik itu berkacak pinggang dihadapan Hyukjae sambil memasang wajah cemberut karena sambutan adiknya tak sesuai yang dia harapkan. "Donghae, sebaiknya kau ajarkan pada temanmu ini bagaimana caranya menyapa saudara yang sudah lama tak ditemuinya." lanjutnya lagi, membuat Donghae agak kikuk dengan acara reuni keluarga yang cukup aneh. "Hahahaha, sabar saja, eonnie." Wanita itu menjawab pernyataan Donghae dengan agak kurang nyaman "Ne..." "Ayo pulang." ucap Hyukjae datar. Sebenarnya begitu banyak pikiran yang ada di kepalanya, berputar-putar tak kunjung usai. 
Kedua kakak beradik itu berjalan menuju parkiran mobil, kesalahan Hyukjae adalah tidak memberi tahu dimana tepatnya fakultas sastra itu, sehingga kakaknya memarkirkan mobilnya di fakultas tekhnik, dan itu sama saja dengan anda harus berjalan 30 menit sebelum sampai tempat tujuan.
"Aku bertemu gadis manis lho, Hyuk-ahh. Tipe mu kurasa." Wanita bernama Lee Sora itu memulai pembicaraan kembali. "Mana ada wanita manis di fakultas tekhnik." ucap Hyukjae skeptis. 
"Ani, ani. Sepertinya dia bukan mahasiswi, dia seperti anak SMA." 
"kau mengada-ada ya? Mana ada anak SMA berkeliaran disekitar fakultas. Tidak mungkin." "Terserah kalau kau tak percaya, tapi aku rasa dia masih ada di tempat itu." ucap Lee Sora tak mau kalah. Babo sekali kakakku ini keluh Hyukjae dalam hati. Begitu manisnya kah gadis itu sampai menjadi pembicaraannya. 
"ahh...itu dia." Lee Sora menunjuk-nunjuk ke satu arah, ditunjuknya gadis yang tak tampak seperti gadis pada umumnya. Apa itu? pakaian lelaki? Lee Sora ingin membodohiku? Hyukjae bertanya-tanya dalam hati, melihat ke arah yang ditunjuk kakaknya. 
"Annyeong..." sapa Lee Sora ke EunKim. "ne? annyeong.." "gamsahamnida, sudah memberitahuku fakultas sastra." ucap Lee Sora sambil tersenyum, membuat EunKim sedikitt kikuk "ne, cheonmaneyo." balas EunKim sambil tersenyum. "kalau begitu aku pulang dulu. bye." pamit Lee Sora, Lee Sora benar-benar tahu bagaimana harus bersikap. Hyukjae hanya melihat tanpa bicara sepatah kata pun, namun matanya sempat beradu pandang dengan EunKim, perasaannya mengatakan kalau gadis itu menatapnya cukup lama. 
--------

4 hari berlalu tanpa ada sesuatu yang berarti bagi EunKim. Hari-hari berlalu begitu cepat. "Ya! kenapa harus aku lagi?!" teriaknya pada pria yang baru saja berlari dari ruang kelas. "huft, harus aku lagi yang menghadap si tua itu?" umpat EunKim. berusaha untuk berdamai dengan keadaan, dia segera membawa tumpukan tugas kuliah tadi siang ke ruang dosen, lagi. Menyusuri koridor dan jalan yang sama seperti seminggu yang lalu, melewati ruang olah raga lagi.

같은 사람 없어 주위를 둘러봐도 그저 그렇던
어디서 찾니 너같이 좋은 사람 너같이 좋은 사람 너같이 좋은 마음 너같이 좋은 선물.....

Terdiam tepat di depan pintu ruang olah raga, Tian mendengar lagu yang sama. Tian melongok melalui celah pintu, kemudian terduduk seperti yang dia pernah lakukan sebelumnya, mengamati sosok yang sedang menari di tengah ruangan kosong itu. Sosok yang indah. 
Tian tersadar saat dia tak bisa lagi mengamati sosok tersebut, buru-buru berdiri sampai dia sadar, pria yang diamatinya kini berdiri tepat didepannya. Saling menatap lama, membuat EunKim sedikit takut, kesalahannyalah dia berada disitu, di tempat yang seharusnya dia abaikan. 

"Apa yang kau lakukan?" tanya pria itu. "aaaa....aku....aku..." belum selesai EunKim bicara, pria itu sudah mengecup lembut bibir EunKim. EunKim, terpaku di tempat. Apa yang telah dilakukan pria yang ada didepannya, pikir EunKim. "Mian." ucap pria itu merasa bersalah. Dia juga tak tahu apa yang baru saj dia perbuat. Plakk! tamparan keras mendarat tepat di pipinya. "Keterlaluan!" raung EunKim, matanya kini berlinang airmata. Tak tahu apa yang harus diperbuatnya lagi, EunKim lari meninggalkan pria itu. 
----

"Apa yang baru saja aku perbuat?" tanya Hyukjae pada dirinya. Mencium gadis yang ada didepannya begitu saja tanpa berpikir panjang, padahal itu adalah ciuman pertamanya. entah setan apa yang merasukinya. "Bahkan aku tak tahu siapa dia." keluhnya, sambil meraba bekas tamparan gadis itu. 
---

Keesokan harinya, Tian sudah di kantin dengan membawa 3 kotak susu strawberry kesukaan EunKim. "EunKim-ahh, ini untuk mu." bibir mungil Tian membentuk senyuman yang sangat manis, "terima kasih, Tian-ahh" jawab EunKim sembari tersenyum ke arah Tian. "you're welcome ^^." balas Tian. "Kau tahu, EunKim-ahh? besok ada festival seni kecil-kecilan buatan anak sastra." ucap Tian memberi informasi pada EunKim sambil menyeruput botol 1 liter susu coklatnya. "ani, lagipula kalaupun aku tahu aku tak akan datang." EunKim kembali teringat kejadian kemarin sore, pria sastra adik wanita cantik itu sudah merebut  ciuman pertamanya.

"kenapa? Padahal aku ingin mengajakmu dan menjadikanmu tour-guide ku." rengek Tian mencibirkan bibirnya, wajahnya akan sangat imut dan biasanya EunKim tak bisa menolak. "ohhh...baiklah. aku akan datang." "betulkah? yes..aku akan mendandanimu agar cantik sekali." ucap Tian kegirangan, misinya berhasil untuk membuat EunKim tampak cantik besok. festival ini harus berbeda, ya, karena ini adalah festival pertama yang akan dilihat oleh Tian. 
"Tian-ahh, bukannya kau ada kuliah hari ini?" "mwo?" wajah Tian terlihat seperti orang tolol "OMO!! iya aku lupa! bye EunKim." "Babo." ucap EunKim pada Tian. 

Sepeninggal Tian, EunKim melangkah gontai ke arah kantin. Perutnya lapar, belum sarapan dia pagi ini.Dia meletakkan tasnya di salah satu meja dekat taman, tempat yang cukup nyaman pikirnya. EunKim pergi untuk memesan sandwich dan sebotol susu strawberry ukuran jumbo di kantin. 
"ahjeomma, aku pesan..." "susu strawberry botol jumbo, ahjeomma." Siapa sih orang yang memotong kalimat ku? pikir EunKim. Saat dia menoleh sungguh itu adalah sosok yang paling tak ingin dia lihat. "kau?!" pekiknya membuat pria itu kaget. "kk....kau?" ucap Hyukjae gelagapan. "Siapa yang pesan susu strawberry botol jumbo?" tanya ahjeomma penjaga kantin "aku!" ucap EunKim dan Hyukjae bersamaan. "tinggal satu." ucap ahjeomma itu datar. "Untukmu saja." ucap Hyukjae takut-takut. "Memang aku dulu yang pesan!" bals EunKim ketus mengambil dengan kasar botol susu strawberry dari tangan Hyukjae kemudian pergi ke tempat duduknya. 

------

"ada apa Hyuk??" tanya Donghae pada Hyukjae, Donghae khawatir dengan keadaan Hyukjae akhir-akhir ini. "Tidak ada apa-apa,kok." Jawabnya.  
"oh, aku khawatir denganmu, Hyuk-ahh. beberapa hari ini kamu kelihatan tidak sehat." tampak sekali di wajah Donghae bahwa dirinya khawatir akan keadaan sahabattnya itu, tak biasanya Hyukjae terlihat kalut. "Apa benar kau akan tetap perform besok?" tanya Donghae lagi kepada Hyukjae, "Tentu saja. Ini tahun terakhir kita kuliah, aku tak mau latihanku sia-sia."

-----


"Kau tampak cantik EunKim-ahh. Tak sia-sia aku mendandanimu." suara Tian terdengar riang, dirinya berhasil membuat EunKim mau dirias oleh dirinya, kini EunKim tampak manis dan imut dalam balutan longdress, sederhana tapi menarik. "Apa aku pantas?" tanya EunKim tak pede, "Pantas sekali, pasti banyak pria yang akan tertarik padamu, EunKim-ahh." puji Tian. "ayo kita berangkat." lanjutnya, menarik kedua tangan EunKim yang pasrah. 

Fakultas sastra tampak ramai, hal ini membuat EunKim sedikit kurang nyaman, dia ingin bersembunyi dari keramaian, dengan alasan ingin ke toilet, EunKim pamit. Berjalan tanpa arah pasti, EunKim membiarkan kakinya berjalan sesuai keinginan dan sampailah ia di tempat yang sama, ruang olah raga. Terpaku, memandang ruang olah raga yang kini tampak hening karena lagu itu tak lagi ada. Perlahan dia memasuki ruangan itu, kosong. Dia duduk di kursi penonton, membayangkan sosok yang sedang menari dihadapannya. 
Cekrek.. 
EunKim langsung bersembunyi, dibawah kursi. Dilihatnya dari celah antara kursi, siapa yang masuk ke ruangan itu. Orang itu, pikirnya. Hyukjae datang mengenakan kemeja dan celana santai, berjalan ke tengah ruangan kemudian melepas kemejanya. Menampakkan sebagian tubuh bagian atasnya, menyalakan mp3 player dan lagu itu pun kembali mengisi ruangan itu. EunKim benar-benar  terpaku, dirinya memang tak bisa melupakan kejadian 2 hari yang lalu, namun setiap dia melihat pria itu menari semua menjadi lebih baik. 

"mian..." ucap pria itu. "mian, karena aku menciummu saat itu. aku.. aku... aku benar-benar tak bermaksud untuk melukaimu. Aku melakukan itu karena aku mencintaimu. Aku sadar bahhwa aku mencintaimu saat kita bertemu di kantin." Hyukjae diam sejenak untuk menghela napas, "Saat kau menyentakku, aku sadar aku tak bisa kehilanganmu. Ini tahun terakhirku, namun ini bukan tahun terakhirmu. Kau akan ada disini untuk beberapa tahun ke depan, tapi aku? Ini adalah satu-satunya kesempatan." tubuhnya bergetar, akhirnya dia utarakan semua yang ingin dia katakan. wajahnya tampak memerah karena malu, namun membuatnya semakin manis. EunKim masih tak percaya apa yang ia dengar barusan, dirinya masih bersembunyi di bawah kursi. apakah ia tahu aku ada disini? batinnya.

"mian, karena aku bahkan belum mengenalmu. aku hanya tahu kau adalah gadis manis yang dipuji oleh kakakku, dan ketika aku melihatmu, kau mungil dan manis. walau saat itu kau berpakaian tak seperti wanita kebanyakan. aku mencintaimu, gadis kecilku." ucap Hyukjae mengakhiri semua perkataannya. 
"cukupkah itu??? arghh!!! aku tak bisa mengucapkan hal itu padanya." Hyukjae mengacak-acak rambutnya, "dia pasti marah dengan kejadian 2 hari yang lalu... Arghh, bodoh kau, Hyukjae! bagaimana kalau itu ciuman pertamanya? tapi itu juga ciuman pertamaku!" Hyukjae semakin menggila karena perasaannya. "Bagaimana kalau ternyata dia sudah punya kekasih??? Arghhh!!" 

"Apakah itu semua benar?" EunKim memberanikan diri keluar dari persembunyiannya. Membuat Hyukjae kaget. Apakah gadis itu mendengar semua perkataannya, dan sepertinya iya, gadis itu sudah bersembunyi dibawah kursi, mustahil dia datang setelahnya. 

"apakah yang kau katakan tadi itu semua benar? kau mencintaiku?" ulang EunKim, matanya terfokus pada Hyukjae, membuat Hyukjae salah tingkah. "ne..semua itu benar." ucap Hyukjae sambil menunduk. Dia malu menatap EunKim, ditambah lagi hari ini dia semakin manis dalam balutan longdress berwarna pastell. 
"Namaku EunKim. Park Eun Kim. Dan aku pun menyukaimu. Aku juga minta maaf, karena aku dengan lancang selalu melihatmu latihan dengan mengintip melalui celah pintu." ucapan EunKim terdengar tegas walau masih terdengar agak gemetar, walau sudah keluar dari persembunyiannya, EunKim tetap tak beranjak. Dia masih menjaga jarak dengan Hyukjae. "Namaku, Hyuk Jae. Lee Hyuk Jae. Dan semua perkataanku tadi adalah benar!" Hyukjae membalas perkataan EunKim dengan tegas, kini dirinya telah yakin bahwa EunKim memiliki perasaan yang sama dengannya. 
"Maukah kau bersamaku, di saat senang maupun susah?" Lanjut Hyukjae, hanya kata-kata ini yang mampu dia ucapkan. Hyukjae memang memiliki banyak rayuan gombal, namun saat ini hanya itu yang mampu ia ucapkan. 
"Apa itu sebuah proposal?" tanya EunKim
"Ya, itu proposal untuk melamarmu." jawab Hyukjae, ditatapnya lekat-lekat gadis didepannya, semakin manis jika ia terus memandangnya.
"Aku menerima proposalmu." ujar EunKim, pipinya merona, membuatnya tampak sangat cantik. 
Hyukjae memberanikan diri untuk menghampiri EunKim. Semakin dekat, semakin terdengar kuat debaran jantung masing-masing. Mereka merasakan debaran yang sama. Mencintai sosok yang bahkan tak pernah mereka kenal sebelumnya. 

Hyukjae menundukkan wajahnya, berusaha mendekatkan wajahnya dengan wajah EunKim. EunKim dapat merasakan napas Hyukjae di pipi kirinya, membuatnya sulit bernapas. Sosok indah itu ada didekatnya, sangat dekat. 
"Aku malu." bisik Hyukjae ditelingan EunKim, membuat EunKim tersenyum simpul dan membisikkan hal serupa, "aku juga." 
Hyukjae menarik wajahnya dan kini berhadapan dengan wajah EunKim, sedikit tertunduk, Hyukjae mendekatkan bibirnya ke bibir EunKim, dan menciumnya lembut.

 >>fin<<

hahahahaha ff pertama dan tergila yang pernah aku buat XDDD sumpah ngebayanginx aja bikin merinding, bisa ya bikin yg kayak begini walopun klo baca komik yaelahh,aq tetep cari adegan syurx wkwkwkwkwwkwkwk XDDDDD
niat bikin shy Hyuk gak jadi tetep aja dia nyolong ciuman orang sebagaimana ff yang dibuat elf lain.....yahhhh walopun si EunKimx kagak nolak juga wkkwkwwkwk
maaf ya ff ini klo dibaca agak aneh,soalx ngerjainx aja tengah malam...coba bayangin tengah malam bikin ff kayak komik cewek!!! pake ada adegan cium2x bikiin mupeng aje dicium ama Hyuk T^T.....
kapan kita nikah bang,Hyuk?????????? #plakkkk
yah udalah mian klo jelek maklum ff pertama






1 komentar:

Anonymous said...

hahaha...
Baru baca ni ff...
Si Unyuk ga sopan bgt yaa nyuri2 ciuman.. Uduuhh..
Baca ini jd kebayang Unyuk yg di No Other MV. Pas dia nari2 depan kamera itu... Gyaaa... XDhahaha...
Baru baca ni ff...
Si Unyuk ga sopan bgt yaa nyuri2 ciuman.. Uduuhh..
Baca ini jd kebayang Unyuk yg di No Other MV. Pas dia nari2 depan kamera itu... Gyaaa... XD

Post a Comment

 
;