Oct 22, 2012 0 komentar

Jam Karet

Di Indonesia jam ini sangat populer. Sekian.

Jakarta, 22 Oktober 2012

Dalam persiapan rapat -__-

Oct 12, 2012 0 komentar

My post today

Hari Jumat. Hari yang menyenangkan. Setidaknya untukku. Bukankah bersyukur itu baik? Bukankah berbaik sangka itu diharuskan?

Hari ini adalah hari kedua aku di ruang anak. Lagi. Yap! Aku sudah dipindahkan ke ruang anak. Aku sudah kembali lagi mengurus anak kecil dan anak super kecil lagi. Setelah 3 bulan aku mengurus kakek-kakek dan rekan-rekan sejawatnya. Aku kembali lagi berurusan dengan dokter yang "unyu" dan team pasien yang luar biasa "baik".

Aku. Ya, aku. Aku baik-baik saja. Sejauh ini aku berusaha menikmati lagi kondisi sibuk, super duper sibuk! Ya ini lah ya itu lah. Tapi itulah seninya. Perawat adalah seniman yang merangkai prakarya hidup. Perawat adalah tempat sampah yang menampung semua uneg-uneg. Tempat yang menyenangkan.

Aku. Aku senang saja. Aku percaya ada janji Allah di depan sana. Janji yang luar biasa indah. Jadi aku berbaik sangka saja, tak akan ada ruginya bukan? Janji baik. Kalau pun ternyata ditunda toh tetap memberi alasan untuk terus bersemangat bukan? Jadi ghesti, semangat!

Post untuk menenangkan hati dan pikiran.

Sep 18, 2012 0 komentar

Pengalaman Pertama Ice Skating!



Akhirnya setelah bertahun-tahun
merencanakan kegiatan ini, terjadi juga! Walau bukan dengan orang-orang yang sebelumnya aku inginkan, tapi toh orang-orang yang
kemarin bersama adalah mereka yang juga mengisi relung hatiku.

Bahagianya. Terjadi begitu saja. Aku menyukai itu. Aku pikir bermain di atas es dengan sepatu berpisau itu mudah, nyatanya sulit. Untukku sulit tapi bukan berarti mustahil. Dan, setelah terjatuh 8x akhirnya aku bisa, walau dengan terpatah-patah, berjalan di tengah arena! Yippi!!

Perjuangan itu manis pada akhirnya! Yup! Perjuangan untuk sekedar berjalan di atas licinnya arena es itu. Walau terpatah - patah. Esensi dari pembelajaran itu lebih luar biasa. Sama luar biasanya dengan bisa berjalan di arena ice skate. Jadi ingat beratnya perjuangan adik kecil kita yang blajar berjalan.

Dan sadar setelah lebih dari satu jam kalau aku saltum. Aku satu-satunya yang pakai rok di arena es itu! But it's ok, toh aku sudah bayar. Kita sama - sama bayar. Hehehe.

Terima kasih untuk kakak senior semuanya yang sudah terlalu sering
dibully oleh Ghesti Oktaviani ini
@UlyAulia
@TeguhIEN
Mba Ida and friend.

Buat @mohieq suatu saat kita bakal
kodpar kok. :D

*repost dari post sebelumnya dengan penambahan dan photo.


Sep 15, 2012 0 komentar

Kesendirian

Repost lagi dari fb

Teman terbaik adalah kesendirian. Sebuah kata yang sarat akan makna dan terhinakan dengan arti 'tak berarti', 'fana', bahkan terkesan
terkucilkan. Dia tetap setia menemani walau banyak orang meninggalkannya. Bersamanya aku mampu menjadi diriku sendiri dan berusaha untuk bersyukur dalam hidup. Aku percaya,suatu saat nanti Allah akan memberiku sesuai dengan rencanaNya.

Kesendirian bukanlah suatu hal yg harus ditakuti karena kesendirian merupakan suatu proses dimana seorang manusia bisa menjadi dirinya tanpa perlu ada yang ditakutkan. Kesendirian justru lebih mampu membaur dengan jiwa seseorang karena semua manusia membutuhkannya. Dalam kesendirian seorang mampu menciptakan hal yg luar biasa, menjadi pengamat yg baik, memberi kebebasan pada diri untuk memilih jalan selanjutnya.

Kesendirian membuat seorang diakui eksistensinya karena semua terlahir dari kesendirian. Tak ada yg perlu ditakutkan dari kesendirian,justru dialah teman setia yg selalu menemani saat moment itu terjadi. Bersahabatlah dengan kesendirian dan resapi kebijaksanaan kehidupan bersamanya.

0 komentar

Kehidupanku dan Dirinya

Lagi - lagi repost dari Note fb January 2, 2011 at 6:08pm

Semakin membuat terpana kisah-kisah yang aku dengar dengan kedua indera pendengaranku ini begitu banyak kisah yang mengawali hidup seseorang. Mungkin memang aku yang  terlalu lemah atau memang hidup yang terlalu keras hingga pada akhirnya tetap aku saja yang harus menyerah.

Aku mendengar mengalah adalah baik, tapi tak selamanya baik jika kita menyamakan mengalah dengan menyerah. Aku mendengar bahwasanya semua adalah baik selama kita menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Adakah artinya itu untukku? Sampai saat ini bibirku tertutup rapat, berusaha untuk mengamati keadaan disekelilingku.

Ketika seorang yang berarti dalam hidupku bercerita, hidup tak semudah yang kita pikirkan, jalani dengan sungguh-sungguh dan cintailah keadaanmu, berdoa dengan penuh harapan, ingatlah orang-orang yang menyayangimu.

Bahkan ketika indera penglihatanku rabun terhalang butiran-butiran air mata, masih terpancar dengan jelas wajahnya, wajah penuh cahaya.
Karena aku tak melihat dengan mata, aku melihat dengan hati.

Suatu saat, ketika aku mendengar hal yang membuat semua duniaku hancur, aku melihat sosoknya tetap berdiri tegap dengan tangan terbuka walau dunianya sudah hancur lebih dulu daripada duniaku. Karena baginya dia akan terus memberi, bukan terus menerima. Terkadang memang dia tak melihat kegalauan ku, bibirnya terus saja bercerita tentang hidupnya membuat aku jenuh. Sesaat aku marah, namun melihat raut wajahnya yang sedih dengan tiba-tiba aku menyesal, aku tahu dirinya butuh teman untuk berbagi kesedihannya.

Maaf ya, mah.

0 komentar

Pergi

Repost Note fb April 24, 2011 at 9:18pm

Hari ini hari minggu, besok hari senin...
kata yang bahkan tidak ingin ku ucapkan sekarang, saat ini, ketika aku masih ingin berada dalam kehangatan keluarga dan tak mendengar caci maki orang-orang. Aku mungkin akan memilih, lebih baik aku setiap saat dimarahi oleh orang tuaku daripada aku harus meninggalkan mereka untuk saat ini.

Hari ini, kemarin, 2 hari yang lalu, aku berubah menjadi cengeng. Entah kenapa air mata ini terus
mengalir, tak ada yang membuatku harus menangis, tak ada yang membuatku harus menitikkan air mata, namun tetap saja air mata ini turun tak tertahankan. Apa ini yang akan aku rasakan terus? Aku bahkan selalu merasa kesal, kesal karena tak ada yang mau mengerti, karena semua menganggap aku sudah dewasa.

Aku merasa sesuatu yang tak pernah aku rasakan sebelumnya, rasa kehilangan yang tiba-tiba muncul, dulu aku yang meminta kemandirian karena aku ingin bisa melakukan sendiri. Tiba-tiba, aku justru ingin menjadi yang diperhatikan, tapi aku tak pernah bisa memperlihatkan keinginanku
itu, aku sudah bukan anak kecil lagi. Aku sudah besar dimata mereka. Kini aku ingin sekali bilang, kalau aku mencintai mereka, walau tak pernah terucap dari mulut ku, tapi aku selalu menuliskan semua dalam buku dan hati ku. Aku sungguh menyayangi kalian, aku menangisi kalian, aku membutuhkan kalian. Aku ingin kalian memaafkan aku, aku ingin meneriakkan kalau aku menyayangi kalian, orang tua ku.

Saat ini aku tak ingin pergi dari kalian, aku ingin bersama kalian, tertawa bersama kalian. Saat ini aku justru menjadi lemah disaat aku seharusnya menjadi kuat. Saat ini aku merasa menjadi batu bara disaat yang lain menjadi intan. Saat ini aku merasa menjadi bubur disaat semua menjadi nasi........

Tapi aku harus pergi, karena aku pergi membawa mimpi mereka, membawa senyum mereka, membawa semua harapan mereka. Punggung ku berat karena harapan mereka, hati ku rapuh karena senyum mereka, pikiran ku tumpul karena mimpi mereka. Mata ku pun buram karena air mata ku. Air mata yang keluar karena takut tak mampu membawa semua itu.

Aku ingin menjadi mampu, mampu saat semua memang harus menjadi mampu. Aku percaya bahwa ini semua adalah rencana NYA. Aku percaya disaat ini Allah swt sedang melihat ku, mengawasiku, apa aku mampu bangkit dan mampu berlari. Karena aku pergi untuk kebaikan, aku pergi untuk masa depan, aku pergi untuk mimpi, aku pergi untuk melihat senyuman mereka.

Aku sayang kalian walau kata tak pernah aku ucapkan......

Aku sayang kalian walau aku selalu
menyusahkan.....

Aku minta maaf karena tak pernah membuat kalian bangga....

Aku sayang kalian......

Kalian alasan lain dari hidupku ini karena kalian sebagian nyawa ku..

Ketika aku PERGI, aku akan terus mengingat kalian.

Sep 14, 2012 0 komentar

Duduk Sujud

Repost dari Note Facebook December 24, 2010 at 3:11pm

Ketika duduk sujudku tampak sosok
Menengadah kedua tangannya
Memelas wajahnya berkata
Tuhan……

Tumpukkan genangan air dimatanya
Merembes dalam lembaran sajadah kusam
Membanjiri pipi pucatnya
Tuhan….

Tuhan, jika kehendakMu adalah yang terbaik
Ajarkan aku untuk menerima semua
Tuhan, jika kehendakMu adalah yang terbaik
Tuntun aku untuk merasa
Tuhan, jika kehendakMu adalah yang terbaik
Angkat aku untuk berdiri
Tuhan, jika kehendakMu adalah yang terbaik
Siapkan aku untuk berlari

Sesaat mengamini, menutup seluruh wajah
Mengecup ujung sajadah kusam
Menatap kosong depan kain tutupan
Aku memulai langkah baru, Tuhan..

0 komentar

Milad Adek Cantik

met milad adek cantik :) semoga kau segera diberi
kesadaran atas segala yg telah kau perbuat di masa
lalu...segeralah menunaikan kewajibanmu adek
cantik. jangan kau anggap hidup ini kekal..
adek cantik, kakak hanya ingin melihatmu menjadi
lebih baik dari sekarang, menjadi lebih dewasa
dalam menyikapi hidup, karena semua akan
dipertanggungjawabkan kelak.
adek cantik, kakak minta maaf karena tak bisa
membantumu untuk menjadi lebih baik
dulu....kakak merasa gagal atasmu, adek cantik.
adek cantik, sebentar lagi kita akan jarang bertemu,
semoga pertemuan kita yang sebentar ini bisa
membuatmu menjadi lebih baik.
adek cantik, kakak tidak hanya mengingatmu
sebagai adik yang nakal dan menyebalkan, tapi
juga mengingatmu sebagai adik yang
menyenangkan.
adek cantik, ini ulang tahunmu ke 21, kau
melangkahi kakak dalam hal kelahiran ya :)
seharusnya kau yang menjadi kakak untuk ku, tapi
sikapmu mencerminkan kau adalah adik untuk
kakak.
adek cantik, ingatlah pesan kakak untuk selalu
berubah menjadi lebih baik lagi. :)

repost May, 22 2011
2 komentar

Selamat Datang Malam

Jum'at malam yang tenang. Aku sekarang sedang asyik menikmati libur yang tinggal beberapa jam lagi. Aku yang akan memulai rutinitas dinas kembali.

Selesai dengan isha, aku malah asyik memainkan android baru. Alhamdulillah. Senang rasanya diberi kepercayaan mendapat android. Semoga dengan ini aku bisa lebih mendekatkan diri kepadaNya. Bersyukur dan terus berdoa.

Malam ini aku menanti kedatangan sahabat ku, mantan roommate yang juga classmate. Kami mendapat tempat kerja yang sama walau dengan ruangan yang berbeda. Dia dinas sore hari ini, sedang dalam perjalanan kembali menuju rumah sakit, selesai konsul keluar. Sebenarnya sih ingin menanyakan sesuatu, hihi.

Sambil menunggu kehadirannya yang sepertinya akan sangat lama. Macet daerah Cawang. Aku lebih baik kembali bercerita. Lama sudah aku tak bercerita tentang menjad manfaat. Akhir - akhir ini isi blog ku kurang manfaat, isinya kegundahan mulu. Edisi patah hati, hehe. Namanya juga perempuan.

Kemarin malam sebelum tidur, aku seperti biasa surfing di dunia maya. Di buku wajah,melihat timeline dari fanpage Darwis Tere Liye, penulis novel lulusan FEUI yang sejak akhir tahun lalu membuat aku makin mencintai menulis. Bang Tere, panggilan akrabnya, dengan bahasa yang kadang santai, keras, tegas, to the point, dan singkat membuat aku semakin bisa berkarya. Aku mengambil kesimpulan, tulislah apa yang ingin kamu tulis. Itu intinya. Aku sih makin giat dengan kegalauan. Apalagi buku yang aku baca justru Berjuta Rasanya a.k.a Mimpi Mimpi Si Patah Hati. Makin semangat, haha!

Kemarin sampai jam setengah sebelas malam, sampai akhirnya aku bilang ke roommate ku kalau aku ngantuk dan gak bisa tidur padahal mataku sudah terpejam. Dia bilang, "Apanya yang gak bisa tidur! Itu mata udah merem!" Aku cuma bisa nyengir. Setelah itu aku terlelap.

Aku tidak akan menceritakan bagaimana aku bisa terlelap secepat itu. Aku akan menceritakan pelajaran - pelajaran kehidupan yang aku dapat sampai jam setengah sebelas malam kemarin.

Bang Tere yang terus mengingatkan para likers di fanpagenya untuk tidak PACARAN! (absolutely no, bang!) Tidak MEROKOK! (setuju!!!) dan selalu MEMPERKAYA DIRI dengan IMAN. Dengan bahasa yang bikin aku berasa punya abang yang cool.

Bang Tere dan masih Bang Tere, notes yang dibuatnya juga tampak seperti nyata. Walau itu semua hanya fiksi, tapi ada juga yang nyata. Bisa membuat seorang Ghesti diam merenung. Ya, tulisan - tulisan seperti Bang Tere, yang ringan namun tegas dan dalam yang bisa aku cerna maknanya. Bukan tulisan dengan khayalan yang membuat pembacanya berandai - andai. Gaya tulisannya yang membuat kita bisa tahu, bahwa kerja keras akab membuahkan hasil yang indah.

Sukses sekali Bang Tere membuat aku terus belajar. Memaksa aku menciptakan motivasi terbesar ku dalam pencapaian hidup. Kebenaran tak akan bersatu dengan kebathilan. Dan aku tahu, masih sekedar tahu belum sampai memahami. Aku masih terus belajar, kerja keras!

Malam kemarin itu adalah malam kedua aku bisa menata hati dari kegundahan yang selama ini mendera. Hanya gara - gara sang sayu nan lembut, yang akhirnya tersindir sendiri. Untuk apa memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkanmu juga, sampai waktunya tiba sibukkan dirimu dengan segala kegiatan positif. Dan tentu saja itu aku lakukan. Alhamdulillah, aku bisa menata hati! YEIYYY!!!!!!

Dan lagi - lagi belajar dari Mamak Nur dan Ayah Syahdan, bahwa hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika itu memang cinta sejati kau, tak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali para pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat - erat. - Eliana

Terakhir malah kata cinta lagi, hehe. Mari menebar manfaat. Katakan tidak pada PACARAN! Katakan tidak pada ROKOK! Mari belajar tentang kebijaksanaan alam.


Being an extraordinary girl...
Sep 12, 2012 1 komentar

Sesungguhnya Aku tak Pernah Mengenalnya

Sudah lebih dari tujuh bulan aku mengenal sosok itu. Sosok yang lebih sering tampak leher dan punggungnya. Selama itu aku hanya mampu menatap, berusaha untuk mengalihkan pandangan. Membisikkan dalam hati ku, tidak, dia bukan untukmu. Percayalah, baru kali ini aku kembali gundah seperti tujuh tahun yang lalu.

Aku merasa aku semakin konyol saja. Hidup ku masih saja sama. Tujuh tahun yang lalu saat mengenal matahari, dan tujuh bulan yang lalu saat pertama kali bertemu sosok itu. Aku masih sama, hanya mampu membisikkan dan meneriakan dalam hati. Aku hanya mampu berdoa dan berharap. Khayalku mungkin terlalu tinggi. Ekspektasiku selalu tinggi.

Sudah tujuh bulan, aku tak sanggup bahkan untuk menanyakan sudahkah kau memiliki seaeorang? Menanyakan jawaban yang dapat membuatku terus berharap atau justru berhenti. Berhenti dan mematikan seluruh benih yang aku semai sedemikian rupa. Benih yang kini tumbuh menghijau, semakin tinggi.

Tujuh bulan yang tampak sia-sia. Untuk apa aku mengharap sesuatu yang tampak mustahil? Harus? Tujuh bulan yang tersia-sia. Aku mengenal sosok itu, aku berbincang, terkadang bercanda, namun lebih sering terdiam. Hanya itu yang terjadi dalam tujuh bulan ini. Sedikit sekalu perubahan, mungkin tampak biasa. Bagiku? Bagiku itu luar biasa. Memberi banyak warna, semakin meninggi benih yang aku semai. Harapanku semaijn tinggi. Lupa aku, suatu saat bisa saja jatuh.

Sosok itu? Siapa sosok itu? Sosok itu adalah #sangsayunanlembut. Sosok yang mengingatkan aku kepada seorang matahari. Seorang yang sangat tegas pada ku, yang selalu menganggap aku adik perempuannya yang nakal, keras kepala, sulit diatur, dan mudah menyerah. Sosok itu mengingatkan aku pada seorang matahari, namun mereka berbeda.

Kini aku sudah lebih dewasa dari tujuh tahun yang lalu. Aku sudah bukan lagi anak berusia belasan. Aku sudah 22 tahun. Aku sudah bisa mencintai. Namun sepertinya semua akan sama seperti tujuh tahun yang lalu. Sang sayu nan lembut akan menganggap aku sebagai perempuanyang sama seperti perempuan lain yang dikenalnya. Dia tak akan pernah menoleh ke belakang untuk tahu ada yang selalu memperhatikannya dari belakang. Dari jauh, yang selalu menatap lama punggungnya. Mengharap kehadiran dan penerimaannya.


Sesungguhnya aku tak pernah mengenalnya. Aku tak pernah tahu tentangnya. Aku hanya tahu bahwa tiba - tiba saja audah merasa. Aku dengan segala kebodohan, merasa untuk sang sayu nan lembut itu. Kesalahan yang selalu aku buat. Mencintai disaat yang belum tepat. Ampuni hamba ya Allah......
Sep 6, 2012 0 komentar

when i'm fallin' in love

When i'm fallin' in love. Everything looks pink. I felt i'm orange. Energetic, happy, feel beauty.

When i'm fallin' in love. My friends said to me i'm very beautiful. I wasn't feel that before. Blushing.

When i'm fallin' in love. my world gonna perfectly. I prays better than before. Dua.

When i'm fallin' in love..... i felt i'm better than before. My personality, my dream, my world, my relationship.

I'm fallin' in love with islam..... :')
Sep 4, 2012 0 komentar

Menjelang Fajar

Hari Selasa dini hari. Aku masih menunggu selesainya jadwal dinas malam yang panjang. Sepertinya tak akan bisa tidur, jadi ya sudah browsing saja (jangan ditiru ya). Hari ini rasanya malas sekali, seperti tak ada gairah untuk bekerja, setidaknya menjadikan kerja sebagai ibadah bisa membuat aku bersemangat. Nyatanya, hampir 50% semangat aku kembali. Semangat ingin segera pulang. hehehe

Malam ini #sangsayunanlembut ada. Hei, aku sudah bisa kembali menata hati. Alhamdulillah.

Apa yang aku lakukan saat ini? Aku sedang menatap langit, melihat semburat kemerahan menjelang fajar. Cantik sekali. Walau aku menyaksikan di rumah sakit.


Hari ini aku kembali teringat kakek ku. Kakek yang membuat aku berani. Aku yang diluar biasanya. Perempuan yang mandiri. Terima kasih abah.

Hari ini aku teringat bapak. Hei, burung-burung mulai berkicau. Lantunan ayat suci al-quran mulai terdengar sayup-sayup.

Bapak, aku bangga bapak visa membuat anak-anaknya menjadi manusia. Manusia yang mengenal tanggung jawab. Seperti yang mamah dan bapak inginkan.

Mari menjadi manusia yang terus menebar manfaat..........
Aug 22, 2012 0 komentar

Tersebutlah.....

Musim yang seharusnya sudah berubah secara perlahan, sepertinya masih keras kepala dengan keengganannya. Musim masih saja bersahabat dengan matahari, walau angin lembut membawa kesejukan tersendiri. Untuk aku, aku masih asyik saja dengan keadaan yang tak terlalu berbeda, hanya saja sepertinya ingin sedikit menikmati rintik hujan.

Aku semakin lama semakin berpikir, entahlah, mungkin pemikiran perempuan berusia 22 tahun yang kurang pantas juga berusia 22 tahun. Setidaknya, dalam pikiranku, aku sudah pantas berusia 24 tahun, dengan seorang suami dan seorang anak. Itu hanya pemikiranku saja, oke. Tak perlu protes.

Tahun ini, yah.. kembali ke tahun ini. Tahun yang semakin membuat aku berubah. Baik itu merubahku menjadi lebih dewasa maupun menjadi lebih rapuh dari yang seharusnya. Aku ini kuat seperti pohok ek, meraja di antara rerumputan perbukitan, kokoh dan kuat, walau kata orang 'yang tampak kuat itu adalah yang terlemah'.

Oke, kembali ke 'tahun ini'. Tahun ini begitu banyak problematika, luar biasa ya, seorang Ghesti mengatakan 'problematika'. Kalau musuh bebuyutan aku tahu, hmph...pasti dia sudah mengritik aku habis-habisan. Masalah tahun ini, sepertinya terus membuat aku berpikir, berpikir dan berpikir terus, seperti berpilin, membuat pusing.

Tahun ini, tahun dimana usia aku akan 22 tahun, insya Allah. Oktober, dan menujunya sungguh, aku pikir kehidupan ku akan tetap seperti biasa, menyenangkan. Nyatanya, aku diharuskan untuk terus menyikapi hidup dengan bijak, bahkan sejak usia SD! Sebenarnya, walau terkadang aku merasa lelah, penat, ingin lari dari kenyataan, namun aku tahu, Allah mencintaku sangat. Bukankah disetiap kesulitan ada kemudahan? Bukankah jika Allah menyayangi hambaNya, Dia akan memberi ujian, agar derajat hambaNya setingkat lebih tinggi? Bukankah Allah senang mendengar permohonan hambaNya?
Tak perlu diragukan lagi.

Aku saat ini mungkin sedang lelah, penat menghadapi semua yang ada dalam pikiran aku. Wajahku kuyu, bagian bawah mataku berkantung, tampak seperti orang yang kurang tidur. Mungkin aku tidak seperti pohon ek. Hei, bukankah semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang dirasakan? Satu hal yang terus aku lakukan, aku akan terus bersyukur dan menikmati hidup dengan memberi pancaran positif yang aku bisa. Aku mungkin di cap kekanakan, tapi bukankah semua bahagia jika kita bersemangat dan bergembira. Energi positif yang terus mengalir.

Jadi, biarlah Allah saja yang tahu linangan air mata yang tak pernah putus untuk masalah, sang sahabat sejati. Berharap, karena Allah lah yang maha segala.

-- Dibuat untuk menyemangati diri sendiri --

Jakarta, 22 Agustus 2012
Aug 21, 2012 0 komentar

13 Agustus 2012

Usia ku 22 tahun, dan aku masih tak bisa menerima makna dari kehilangan yang hakiki.

Usia ku 22 tahun, dan aku harus menerima kehilangan untuk selamanya.

Usia ku 22 tahun, dan aku tahu makna dari kehilangan.

Usia ku 22 tahun, cucu pertama dari seseorang yang akhirnya meninggalkan keluarga fana. Seseorang yang mengajarkanku banyak hal. Membuat aku mencintai membaca, mencintai anak-anak, mencintai segala makna perjalanan. Membuat aku mampu berkembang melebihi pemikiran seumuranku, penuh analisis, dan juga ekspektasi yang luar biasa.

Usia ku 22 tahun, dan aku menangis untuknya. Menangis dan terus mendoakannya. Aku menangis terakhir, setelah sebelumnya aku tegar. Aku adalah cucunya yang kuat!

Usia ku 22 tahun dan aku tak pernah setelah lebih dari 2 tahun memeluknya,mencium pipinya. Seseorang yang dulu bahkan selalu berusaha membuat aku bahagia. Aku yang selalu dibanggakannya, walau tak jarang aku mengecewakannya.

Usia ku 22 tahun, dan aku tahu aku mewarisi segala penyakit fisiknya. Aku yang tahu bagaimana hidup penuh obat dan lelah. Aku yang mewarisi sifat keras kepalanya, aku yang mewarisi sifat cueknya.

Usia ku 22 tahun, dan aku telah kehilangan abah ku tersayang. Abah yang selama 19 tahun ini selalu setia pada cucu pertamanya yang manja dan keras kepala. Cucu pertama yang sering sekali mendengar segala keluhnya, lelahnya, namun tetap tersenyum.

Abah,, ghesti sayang abah, teramat sayang. Walau tak terkatakan namun ghesti rangkai dalam untaian doa untuk abah.

Abah, abah kini kembali. Menunggu menghadapNya. Ghesti yakin ketika abah hidup, abah sudah bijak dalam menyikapi kehidupan. Berdamai, dan mensyukuri segala pemberianNya.

--- karena semua jiwa yang hidup akan kembali kepada Penciptanya ---
Jul 11, 2012 0 komentar

Rabu,11.07.2012

Hari Rabu, hari penting bagi semua warga Jakarta atau yang memiliki KTP Jakarta. Hari untuk memilih pemimpin Jakarta, untuk menentukan akan dibawa kemana Jakarta. Hari yang akan disambut gegap gempita.


Di hari ini aku tetap bertugas. Menikmati setiap detiknya. Anak-anak yang terlelap siang ini. Semangat!

Entah kapan aku akan dipindahkan ke ruangan lain seperti yang diputuskan. Aku yang dulu takut menghadapi anak-anak, kini justru akan merindukan mereka. Ruangan yang katanya terlalu sering berbau kotoran dan muntah. Yang bagiku, mungkin akan aku rindukan. Merawat mereka, belajar dari mereka, bermain bersama mereka. Aku bisa bilang, aku mencintai mereka. Kata yang dulu tak akan mungkin aku katakan.

Aku berubah karena Allah menakdirkan aku di ruangan anak. Aku dulu yang takut menyentuh mereka, kini senang dekat dengan mereka.


.... Jadi inget satu ayat.... “Boleh jadi kamu
membenci sesuatu,
padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu;
Allah mengetahui,
sedangkan kamu tidak
mengetahui.” (Al-
Baqarah: 216)

Inilah berkah yang diberi Allah untukku. Dan bersyukurlah aku atasnya...

”Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, niscaya Aku akan
menambah nikmat kepadamu,
tetapi jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku),maka pasti azab-Ku
sangat berat.”(QS.ibrahim : 7)

SEMANGAT Ghesti!
Jun 25, 2012 0 komentar

Pengalaman Pertama Ice Skating...@

Akhirnya setelah bertahun-tahun merencanakan kegiatan ini, terjadi juga! Walau bukan dengan orang-orang yang sebelumnya aku inginkan, tapi toh orang-orang yang kemarin bersama adalah mereka yang juga mengisi relung hatiku. Bahagianya. Terjadi begitu saja. Aku menyukai itu.


Aku pikir bermain di atas es dengan sepatu berpisau itu mudah, nyatanya sulit. Untukku sulit tapi bukan berarti mustahil. Dan, setelah terjatuh 8x akhirnya aku bisa, walau dengan terpatah-patah, berjalan di tengah arena! Yippi!!

Perjuangan itu manis pada akhirnya! Dan sadar setelah lebih dari satu jam kalau aku saltum. Aku satu-satunya yang pakai rok di arena es itu! But it's ok...

Terima kasih untuk kakak senior semuanya yang sudah terlalu sering dibully oleh Ghesti Oktaviani ini.

@UlyAulia
@TeguhIEN
Mba Ida and friend..

Buat @mohieq suatu saat kita bakal kodpar kok. :D
Jun 18, 2012 0 komentar

Pagi Manis

Menyenangi begitu banyak hal yang terjadi dalam hidup kita adalah salah satu bentuk syukur. Terkadang memang pahit tapi itu semua menjadi pembelajaran. Kau hidup maka akan ada resiko. Pembelajaran membuat kita semakin bijak menyikapi setiap kejadian dalam hidup.

Bersyukur kita masih bisa menghirup udara tanpa biaya, masih bisa memandang semua cipta tanpa kesulitan, masih bisa menyesap secangkir kopi dengan rasa yang memikat hati. Sering hal yang sederhana itu yang menjadikan kenangan indah, pembelajaran.

Semua orang pasti memiliki pengalaman yang berbeda. Dan kesemuanya pasti unik, membekas di hati sebagai sesuatu yang spesial. Menjadikan kecintaan akan hal-hal yang membuatnya semakin memperbaiki diri.



Nikmatilah, dan bersyukurlah...



*Agak sedikit memaksa dengan alurnya, hidup itu menjalani pilihan, dan aku bersyukur Allah masih mencintai hambaNya ini.
Mari menebar manfaat dengan menjadi pribadi yang lebih baik.
Jun 9, 2012 0 komentar

Kisah malam

Malam yang penuh pengharapan. Malam yang penuh rakhmat. Jumat malam yang luar biasa.

Aku tahu aku penuh kekurangan. Aku pun tahu aku memiliki kelebihan. Aku tahu siapa diriku sebenarnya. Karena aku tahu, seorang hamba yang mengenal dirinya maka ia mengenal Illahnya.

Hari ini aku belajar kembali, tentang keikhlasan, kesabaran, dan pengharapan. Jelas bukan hal yang mudah karena gurunya sangatlah berbeda. Bukan, dia bukan manusia. Manusia itu sebagai objek, guru itu sesuatu yang luar biasa. Aku tahu suatu saat kalian akan tahu, cepat atau lambat.

Aku yang masih kekanakan, dan mungkin itu yang menyebabkan Allah menunda sejenak dalam mempertemukanku dengan jodohku kelak. Aku yang masih dalam proses pendewasaan. Aku yang masih tak tahu banyak. Aku yang masih harus banyak belajar.


Dan satu hal, hari ini aku bahagia bisa melihat senyumannya kembali. Senyuman yang sempat hilang, senyuman yang membuat aku tersenyum. Senyuman sang sayu nan lembut.
Jun 7, 2012 0 komentar

#sangsayunanlembut

I just saw you when i'm there. When i'm in silent and tried to keep my head on normal. I remember when you stayed beside me and showed me different. The thing that I never forgot. But you change now. You never same like before.

Like Keanu said that everybody's changes and i dont feel the same.
May Allah always give you the best.
May 27, 2012 0 komentar

Awal The Owl

Bismillahirrahmanirrahim..

Ingin menceritakan sedikit tentang awal nama The Owl muncul sebagai nama blog yang beralamat di www.ghestidemerlin.blogspot.com yang sudah ada sejak 2011.


Burung Hantu. Yap, burung hantu adalah hewan yang sejak dulu aku suka. Berawal dari hal yang cukup sederhana, gara-gara Harry Potter. Aku mengenal burung hantu sejak aku mengenal Harry Potter. Aku yang saat itu duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar, mengenal burung hantu untuk pertama kalinya.

Semenjak saat itu, aku yang belum mengenal internet dan segala isinya masih saja berkutat dengan kesederhanaan pemikiran anak-anak. Aku hanya mengenal Hedwig, Errol, Hermes, dan yang lainnya di dunia Harry Potter. Sampai kemudian aku tahu filosofi sederhana dari burung hantu. Aku yang akhirnya melanjutkan sekolah di SMP  terbaik dan tertua di kota ku, dengan lambangnya yang luar biasa indah, Burung Hantu.

Di sekolah inilah aku mengettahui filosofi burung hantu. Burung hantu diikenal sebagai simbol kebijaksanaan dan pendidikan di dunia barat. Tidak aneh jika sekolah menengah pertamaku menjadikannya logo sekolah, ini semua dikarenakan sekolah itu adalah sekolah tertua sejak jaman penjajahan Hindia Belanda.

Semakin bertambah usiaku, semakin aku menyayangi hewan ini. Walau aku takut untuk mendekat kepada yang asli karena memang burung hantu adalah hewan yang cukup berbahaya jika kita tidak berhati-hati. Paruh serta cakar-cakar yang tajam, siap untuk mengoyak. Aku mengartikan banyak pada polah Burung Hantu, sepertinya banyyak pelajaran yang aku ambil darinya.

Aku juga kembali bersekolah di sekolah menengah atas terlama dan terbaik di kota ku. Logonya pun sama, Burung Hantu. Logo yang Biru ini sudah mengalami tiga kali perubahan. Sesuatu sekali.




Maka jadilah Blog aku ini dengan nama The Owl. Berusaha untuk terus maju.



Seperti yang dikatakan Owl
Books keep you company when you're alone. They're your friends through a rainy day. –Owl

Semoga blog aku juga bisa menjadi sahabat bagi kalian semua. Selamat menebar manfaat. 


Jakarta, 27 Mei 2012 01.37 wib
May 26, 2012 0 komentar

Keep Moving Forward

Selalu bergerak maju!


Jangan pernah hidup di masa lalu karena hidup kita ada di masa kini untuk masa depan....
May 22, 2012 0 komentar

Malam Jakarta

Menyapa gelapnya malam dengan keindahan cahaya bintang. Menyapa bulan si pemantul matahari. Membantu bintang dengan sorot lampu jalanan.

Malam ini aku masih terduduk di metro mini. Menatap kawanan mobil besar yang tampaknya enggan untuk berjalan. Macet total. Betapa tak berdayanya polisi mengatur jalanan kecil dengan kebesaran mobilnya. Sepertinya akan sangat lama.

Aku masih asyik menyendiri di metro. Masih asyik berdoa agar segera lancar lalu lintas semua. Aku benci Jakarta, tapi disini aku mencari rakhmat Allah. Keberkahan untuk adik-adik ku. Jadilah aku syukuri saja, toh ini semua hanya sementara.

Aku mencari kesunyian di tengah keramaian dimana semua terasa dalam kebersamaan. Tak tahu kah?

Ku rasa perjalanan ini akan sangat lama. Lama sekali. Aku masih harus menunggu, jadi teringat akan urusan yang lain. Urusan yang harus menunggu juga. Semoga cepat. Semoga dimudahkan.

Sampai juga dibundaran. Bukan, bukan bundaran HI tapi simpang lima tugu. Aku memang menyebutnya bundaran kok. Sebentar lagi sampai. Seperti yang dikatakan, sabar, akan ada balasan yang setimpal.

Telinga ini sepertinya sudah lelah, dan tenggorokan sudah terhidrasi pula, saatnya berkonsentrasi ke tempat tujuan. RSIJU Sukapura. Salam.

Metromini, 22 Mei 2012
May 19, 2012 2 komentar

Ketika Kata 'Cina' Kembali Hadir

Jum'at yang sibuk. Dinas sore di hari Jum'at itu memang hampir selalu sibuk. Shalat di ruangan karena masuk jam 13.00 wib, belum lagi jadwal injeksi dan obat oral yang harus disiapkan, serta perkembangan kondisi pasien. Hal itu ditambah dengan jumlah pasien yang 'berlimpah'. Rutinitas.

Kami, tim dua yang berdinas sore sudah luar biasa ekstra, melanjutkan perjuangan ekstra dinas pagi. Sampai pada akhirnya waktu menunjukkan pukul 20.00. Waktunya operan ke dinas selanjutnya, dinas malam. Dinas paling panjang dalam pembagian waktu dinas.

Dalam operan itulah, kata 'Cina' itu disenandungkan oleh orang tua pasien, yang juga adalah petugas cs di RS tempat aku bekerja. Aku yang tak tahu apa-apa, ternyata dituding dan di bilang 'Cina itu' dengan nada yang agak tinggi, kejadian itu tak aku ketahui. Masalah yang akhirnya aku ketahui dari seniorku, yang mengatakan bapak itu tidak sopan dan sok dengan perawat yang lain juga. Masalah yang sebenarnya sepele, dokter yang biasa merawatnya cuti sehingga harus alih rawat dengan dokter yang lain. Juga keadaan dimana anaknya harus dipindah ke bed yang lebih kecil dan bapak itu tidak terima. Bapak itu bilang dengan agak kasar ke bunda (senior) bahwa dia bekerja di RS dan sejak kapan usia dibawah 3 th atau yang berbadan kecil harus di bed kecil, dan tidak mau alih rawat. Bapak itu langsung menunjuk aku yang saat itu sedang membelakangi karena sedang mencuci tangan, dan berkata ''Saya kan sudah bilang ke Cina itu!''. Ya Allah, kenapa Cina itu yang harus keluar dari mulutnya, apakah aku tidak cukup berbuat baik? Apakah aku tidak sopan? Apakah karena kesalahan yang bahkan tak tahu kesalahan siapa harus kata 'Cina' yang keluar? Setelah bertahun-tahun lalu, yang menganggap sebelah mata hanya karena 'Cina keturunan'. Aku juga Jawa, aku juga Sunda, aku dan bapak itu sesama muslim, haruskah keturunan menjadi pemisah??haruskah???
May 13, 2012 1 komentar

Sederhananya Cinta

Diam. Menatap. Tersipu.basa basi.
Begitu sederhananya cinta membuai indah. Memberi debaran tersendiri. Dosakah?

Mengharap. Berdoa. Mencinta. Dalam diam dan terpendam, cinta bisa begitu indah. Bermunajat. Dosakah?

Berdebar. Merindu. Merasa. Malu. Penantian yang panjang. Cinta terasa getarannya. Dosakah?


Berdosakah jika memendamnya? Berdosakah jika berdebar karenanya? Berdosakah jika menantinya? Karena cinta yang begitu sederhana. Cinta yang tercipta dari pemilik cinta.


*Minggu, 13 Mei 2012 dini hari dalam munajatnya
May 12, 2012 0 komentar

International Nurses Day (?)

Hari Sabtu yang cerah dan bisa dibilang terik. Hari yang mungkin menjadi pelepas penat setelah lima hari berkutat dalam pekerjaannya. Tidak untuk penyedia jasa terutama kesehatan. Hari yang indah dan sedikit membosankan karena baru saja pulang dinas malam. Hari yang cukup sepi sebagaimana dirasa.

Hari ini adalah hari PERAWAT SEDUNIA atau INTERNATIONAL NURSES DAY! Chukkae!! (Korean lang. means congratulation in english). Ternyata perayaan profesi yang aku geluti. Profesi yang bahkan tak pernah aku lirik sedikit pun. Yang dulu aku bilang galak,menyeramkan.

Menjadi bahan renungan kembali. Setelah hari-hari perenungan sebelumnya. Hari ini, aku merasa belum maksimal dan profesional. Aku sering lalai, bahkan tadi malam saja aku kurang konsentrasi. Aku memang sedikit tak suka pekerjaanku.

Pekerjaan yang menyangkut kesehatan dan tak jarang nyawa manusia. Bahkan malah harus merawat orang lain ketimbang keluarga. Mengorbankan waktu libur dan istirahat untuk berjaga. Terkena omelan dari pasien juga keluarganya.

Aku bingung untuk apa ada perawat, bukankah sudah ada dokter? Untuk apa merawat orang lain? Aku tahu jawabannya setelah aku diobservasi selama 3 jam di IGD. Aku tahu betapa beratnya tanggung jawab pemberi pelayanan langsung ke masyarakat. Berkutat dari waktu ke waktu. Namun tetap saja aku tak menemukan isi. Aku tetap merasa aku tak terlalu berguna, beranggapan ada atau tak ada aku sama saja. Aku bukanlah perawat yang baik. Itu yang selama ini aku pikirkan.

Hari ini aku mungkin tak ada dalam aksi-aksi para mahasiswa keperawatan entah itu untuk memperkenalkan sosok perawat yang idealis ataupun menuntut DPR segera mengesahkan RUU keperawatan yang melindungi kami, perawat. Aku hanya berkeinginan agar semua para pemberi pelayanan utama yang langsung terjun ke masyarakat bisa saling bekerja sama dan ikhlas, baik itu senior mau pun junior agar selalu bermanfaat. Aku berharap akhir yang indah. Aku berharap semua akan indah pada waktunya.

"Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan" (QS 94:5)
"Demi masa. Sesungguhnya manusia kerugian. Melainkan yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menasehati dalam kebenaran dan kesabaran."(QS 103:1-3)
May 7, 2012 0 komentar

Menyala.

Petang ini langit masih menyisakan mendung yang menggelayut di atas kota Jakarta. Bulan harus mengalah dahulu sepertinya. Tapi sejuk mengiringi, menenangkan dan menyegarkan hati. Kelambu kelabu di kota.

Akhirnya adzan magrib yang ditunggu tiba, masih dengan termangu di bawah kolong langit. Mendengarkan adzan sambil mengulang kembali, namun masih menatap ke langit, ada semburat keungungan di sebelah kiri. Berdoa setelah adzan dan disela-sela iqamat. Seperti suasana Cirebon saat penghujan.

Aku menatap langit, ingin sekali menata. Teruslah sejuk seperti ini, seakan hati ini bisa terus terisi. Menata kehidupan yang akan datang, keinginan yang tertunda. Bukan, bukan keinginan tapi mimpi. Ya, mimpi. Mimpi yang belum terwujud itu masih menggelayut di hati sama seperti kelambu kelabu saat ini. Tidak sementara tapi menetap. Tidak sejuk tapi tidak pula panas, sedikit berkabut terhalang makna. Mimpi akan sekolah lagi.


Mimpi yang sama dengan semua yang haus akan ilmu. Aku masih berilmu tapi kurang. Aku masih berilmu tapi masih haus akan ilmu.

Teringat akan anak-anak itu. Suatu saat kalian akan pula merasakan. Aku akan berbagi dengan kalian, walau aku hanya separuh isi. Aku akan berbagi sampai penghabisanku, sebagai penyala!
May 6, 2012 0 komentar

blindspot

Pengalaman ku minim tanpa mu...

Semoga cepat kembali.

Apr 25, 2012 2 komentar

Apakah Ada Intisari Rutinitas?

Malam ini sepertinya ingin memuaskan hasrat untuk mencurahkan segala yang ada di kepala. Malam yang hanya ditemani bintang, bulan, serta angin sepoi-sepoi yang hanya bisa disaksikan dari jendela kamar sepetak ini. Malam yang sepertinya masih belum memberi semangat pada ku untuk memulai menulis (lagi). Malam yang mungkin akan berakhir seperti malam-malam sebelumnya.

Aku jenuh.
Aku mungkin penat.
Atau aku bosan?


Mungkin kalian tak bisa, bahkan tak akan pernah bisa membayangkan mengapa aku sampai berkata seperti itu. Aku mungkin terkesan mengeluh, tapi begitulah adanya. Aku pergi dari kota kecilku berharap dapat merasakan kehidupan yang lebih menjanjikan pengalaman dan gairah untuk maju. Aku berharap aku bisa semakin merasakan keindahan berbagi di tempat yang bisa aku sebut rumah kedua. Aku berharap aku bisa melanjutkan mimpi untuk terus menulis.

Dan memang tak ada yang sebaik rumah sendiri, dimana aku bisa mengekspresikan semuanya. Aku bisa pergi dan duduk di coffee shop hanya untuk sekedar menulis. Aku bisa bercengkrama dengan semua kakak-kakak senior di Rumah Orange itu. Aku bisa berbagi dengan adik-adik yang luar biasa. Aku bisa merasakan pengalaman di posko mudik. Aku yang memiliki kegiatan yang aku senangi.

Aku mungkin akan pergi kembali suatu saat nanti. Tapi tidak sekarang. Aku masih harus menunjukkan bahwa aku bisa mengemban amanah ini. Aku masih bisa mencari bahagia ku dengan cara yang lain, jalan yang Allah berikan padaku saat ini. Aku masih bisa memberi dengan yang lain. Aku masih bisa meraih bahagiaku. Karena aku adalah Ghesti.

Aku mungkin akan kembali, namun hanya sebatas bercengkrama, mengenang yang lalu untuk selanjutnya maju menata masa depan. Aku yang akan kembali pergi mencari sesuatu yang baru, keluarga baru, tempat baru di luar sana. Tempat yang lebih jauh dengan bahasa yang berbeda dan cara kehidupan yang berbeda.

Ya, suatu saat nanti New Zealand. Aku akan hidup dengan keluarga yang mencintaiku seperti mama dan bapak. Posisi yang sama dengan porsi cinta kasih yang sama, namun lebih anggun.

Rutinitas yang sekarang? Ini hanyalah proses menuju kedewasaan dimana tak semua orang bisa mendapat kesempatan yang luar biasa, dan Allah tahu mana yang terbaik untuk hambaNya, as always........


Aku, seorang anak mama berusia 21 tahun dengan segala kelemahan dan kelebihannya. Aku, seorang anak mama yang melankolis dalam dunianya. Aku, seorang anak mama yang tak mampu menaklukkan hati seorang pria yang selalu hadir dalam mimpinya. Aku, seorang anak mama yang bermimpi menjadi dewasa dan dicintai.




-Berilah komentar tentang adanya Ghesti-
Apr 24, 2012 0 komentar

Owl

Books keep you company when you're alone. They're your friends through a rainy day. –Owl

Apr 20, 2012 0 komentar

Hujan Mengiringi

Hujan sore ini kembali mengiringi perginya aku. Aku tahu ini semua sudah takdir. Aku tahu hujan ini adalah takdir. Takdir yang tak bisa diubah.

Hujan yang membuatku merasa sendiri di tengah hidup hedonisme orang Jakarta. Aku sebenarnya lelah hidup di Jakarta, hedonis semua makhluknya. Mementingkan dirinya sendiri ketimbang orang yang lebih membutuhkan, sulit meminta maaf dan berterimakasih. Aku lelah.

Aku ingin kembali ke tempatku dulu, bercengkrama dengan anak asuhku. Mendidik mereka menjadi pribadi yang spesial. Yang membuat dirinya bernilai.

Tapi di Jakarta inilah, aku juga menemukan sosok sang sayu nan lembut, yang terus ada dipikiranku. Sang sayu nan lembut yang entah mengapa merasuk. Aku membayangkan justru dengan kelembutan dan keunikannya.

Hujan masih terus turun, tak berniat berhenti secepatnya. Hujan sekarang membuatku mengenang. Hujan membuatku berdoa kembali.

Apr 17, 2012 0 komentar

Cinta

Apa itu suka?

Apa itu cinta?

Apa itu sayang?

Teman satu atap ku bersedih. Katanya karena cinta. Ya, 'cintanya' tak datang, tak bisa melepas rindu.

Temanku yang lain cukup bahagia. Katanya 'cintanya' menelepon. Menanyakan kabar dan lainnya.

Aku?

Aku terpaku, menatap keadaan yang berbanding terbalik. Yang satu bahagia, yang satu sedih. Aku diam, aku galau.

Aku yang justru dirundung galau. Bayangkan saja, sulit aku tidur, justru ketika memejamkan mata aku malah membayangkan punggung seseorang yang bukan siapa-siapa. Dosakah aku? Hanya Allah yang tahu.

Berharap saja, segera datang belahan jiwa yang meminang anak mama yang spesial ini secepatnya. Menerima apa adanya karena anak mama ini telat dewasa.

Apr 16, 2012 0 komentar
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan
0 komentar

Perjuangan Mimpi Anak Relawan

Meraup semua yang tercecar Kapan mimpiku menjadi nyata? Sabar dan ikhlas aku lakoni Daerah, anak daerah itu tak sabar menunggu
Apr 12, 2012 0 komentar

Malam Sang Pesakitan

Menyaksikan malam ini agak sedikit menyakitkan. Tanpa orang tua dan sanak saudara. Termenung sendiri di bibir pintu kamar sepetak.

Setelah selesai dengan rutinitas dan menjalankan kewajiban, aku kini ibarat seonggok kayu lapuk. Terdiam, menatap nelangsa langit malam ini. Tak berbuat apa pun. Aku lihat di atas, ada cahaya kilat, beberapa kali. Seperti blitz dari langit. Berdoa saja aku.

Aku masih bertanya, inikah hidup yang harus aku jalani? Sulit sekali tanpa ada mama, tapi bukankah yang selalu bersama kita itu Allah? Aku tahu akan ada kemudahan dan penghiburan yang layak.

Malam sudah lama berteman denganku, tapi tetap saja rasanya kosong. Sampai bosan aku, hingga jenuh. Ngomong-ngomong, aku kurusan sejak hidup sendiri. Tapi tak ada yang memperhatikan.

Malam masih saja aku rasa menyakitkan, aku coba berkutat dengan buku-buku. Sejenak hilang, tapi muncul lagi dengan hebat. Dan baru tersadar aku, ini malam mulia. Jum'at.

0 komentar

Rindu Satu Hati

Macam orang hilang arah aku sekarang. Kala sendiri, aku akan termenung. Termenung memikirkan hal yang seharusnya aku lakukan. Termenung memikirkan sesuatu yang tak seharusnya aku pikirkan.

Aku tak mungkin merubah dunia. Aku hanya akan merubah diriku. Merubah semua kekuranganku menjadi pribadi yang lebih baik.

Pagi yang kesekian sejak aku menempati kamar sepetak ini. Aku kini menangis, menangisi entah apa. Berkecamuk semuanya, aku ingin menikmatinya kembali. Disaat aku mampu berbagi walau aku kekurangan.

Mendengar kelakar lucu anak-anak asuh, mendengar curahan hatinya ketika kami beristirahat qabla ashar, shalat berjama'ah di masjid tempat pertemuan kami, dipanggil kakak dengan tawa renyah mereka saat menyapa. Aku rindu.

Membantu anak-anak asuh dengan kakak lainnya, berjuang bersama. Bertukar pikiran, mencari ide segar agar mentoring tetap menyenangkan dan tak membosankan. Tertawa dan terharu bersama-sama. Aku rindu.

Perjuangan di kantor kecil itu, dengan suasana hangat yang nyaman. Kakak-kakak yang selalu membantuku. Aku rindu mereka, yang mengingatkan agar aku selalu istiqamah. Menceriakan aku yang sulit berkomunikasi. Keluarga yang terbentuk dari ukhuwah islamiyah.

Berbeda, namun karena perbedaan itu lah yang membuatku merasa utuh, saling melengkapi.

Rindu untuk bisa hadir dalam kehangatan itu. Karena sepi mendera disini. Sepi yang sudah mengisi hati sejak aku menjalani rutinitas ini. Sampai aku tahu, Allah menempatkanku di ruangan itu agar anak-anak itu yang mengusir sepi hati ini.

Betapa Allah mencintai hambaNya, memberi penghiburan atas perpisahan itu..

*Rindu ku semoga tersampaikan untuk kalian semua. Terima kasih sudah membuatku menjadi lebih dewasa dan merasakan hangatnya ukhuwah yang tercipta. Membuatku kini tak suka berada dalam ramai namun terasa sepi. Yang kini membuatku rindu tersipu saat kalian menyapa ku.. ..

Apr 11, 2012 0 komentar

Pray for Indonesia

Lupakan sejenak masalah pribadi. Ini yang sekian kali kita terpekur. Sudahkah kita sadar, banyak yang harus dikerjakan.


Masalah rakyat, berkabung. Masalah alam yang kian marah dirusak. Masalah dunia Indonesia.


Lupakan cinta dulu, 2 manusia tak akan bersatu jika terpisah karena masalah. Nanti setelah reda baru bertemu.


Sejenak, bantulah dulu saudara kita. Sejenak, berdoalah dulu untuk mereka. Sejenak, curahkan hati kita untuk mereka. Mereka butuh kita.


Karena kita masih menjejakkan kaki di bumi Allah. Sama dengan mereka. Tak membantu dengan tenaga, pikiran, materi, bantulah dengan doa. Kelebihan umat Islam.



*Untuk Indonesia, doa ku yang mampu aku kirimkan
0 komentar

Ketika Sebelah Sayapku Patah

Mampukah aku untuk bersikap biasa tanpa mempedulikan perasaan manusia yang muncul? Bukan karenanya. Yang memenjarakan akal dan pikiranku, aku penyebabnya.


Seperti merpati yang sayapnya patah, tak bisa lagi terbang sempurna.


La tahzan innallaha ma'ana.
Mengapa? Karena Allah akan memeluk cintamu, maka cintailah Dia melebihi cintamu pada sosok yang bahkan tak tahu kau mencintainya.


Ketika sayap yang sama harus patah untuk kedua kalinya.


*Bagimu sang sayu nan lembut, tak seperti khayalmu mungkin karena lancangnya pecintamu justru penulis picisan yang memasak pun tak bisa. Yang hanya mampu memandangi punggungmu, yang justru malu ketika mengingatmu. Karena takutnya pecintamu ini terhadap Illah-nya.
Apr 9, 2012 0 komentar

#anakmama

Tanggal 9 April 2012, alhamdulillah aku masih ditakdirkan untuk hidup. Bersyukur atas nikmat yang selalu Allah beri, as always.

Aku memberi judul #anakmama seperti twitt aku. Twitt yang berisi tentang #anakmama dan mama dan bapak. Twitt pelipur rindu dan kesenduan di perantauan.

Kita adalah hasil siklus alamiah dari alam semesta, takdir dari kehidupan yang telah tertulis dalam lauh mahfuz. Kenapa? Karena kita adalah hasil persatuan dari satu sel telur dengan satu sel sperma pilihan, hasil dari takdir dua orang manusia yang Allah swt satukan dalam pernikahan. Kita adalah anak yang terpilih untuk meneruskan siklus alamiah dan takdir kehidupan.

Aku akan menceritakan sedikit tentang kita, #anakmama. Mengapa mama? Mengapa bukan bapak?

Mama adalah ciptaan Allah yang khusus diciptakan untuk kita. Kita sejak dalam kandungan sudah dibawa kemana pergi oleh mama. Tak pernah keluh kesah terdengar, justru kehati-hatiannya dalam menjaga. Itu lah mama.

Ketika kita dalam buaian, mama terus terjaga untuk menyusui, menenangkan, mengganti popok basah, dan berdoa dalam bisikan yang khusu' agar kita menjadi yang terbaik. Masa berganti, ketika kita semakin bertambah usia. Kita mengetahui dunia, dunia yang tak jarang memisahkan mama dan #anakmama. Mama tetap menyayangi kita.

Mama selalu mendoakan kita, selalu menenangkan kita, selalu menasehati kita, selalu saja mama. Bahkan ketika kita marah dengan bapak kita, mama lah yang menengahi, berkata bahwa bapak hanya ingin melihat anak kebanggaannya sukses. Itu lah mama, tegar dalam setiap hidupnya.

Mama yang kuat dan lemah dalam satu waktu. Mama yang penyayang dan tegas dalam satu waktu. Mama yang tegar dan lemah dalam satu waktu. Mama yang membuatku paham makna seorang mama bagi #anakmama.

Mama yang memberi contoh untuk bijak, sabar, tegar, ikhlas, tegas, dan selalu bersahabat dengan pahit getirnya hidup. Mama yang mengajarkan untuk menyayangi bapak yang keras hati. Mama yang memberi pengertian positif tentang bapak. Membuat #anakmama menjadi penyayang bagi keluarga kecilnya. Itu lah mama untuk #anakmama.


I love you mama...so much-


Jakarta,09 April 2012
Apr 4, 2012 0 komentar

Cinta Selembar Kertas -CERPEN-

Perjalan Kertas petang ini sedikit berbeda, hujan tiada hentinya tercurah dari langit. Pasti banjir di daerah Pocin, keluhnya. Kertas memperbaiki posisi duduk di kursi Mayasari. Menghela napas sejenak. Pikirannya melayang ke daerah asalnya. Seperti film flashback, semua pertanyaan hidupnya bergumul dalam perhelatan di petang itu. Ingin rasanya dia pulang, tapi bagaimana bisa.

Bunyi nyaring telepon genggamnya mengganggu sejenak perenungannya. Dari Lembar, kekasih pujaan hatinya, walau hanya dalam hati dan penantian panjang, belum saatnya. Lembar, Lembayung Kirana namanya. Segera menekan tombol unlock dan segera membaca sms Lembar.
"Kertas! Kamu lupa ya, hari ini aku ada di LA! Kapan main?" Bunyi sms Lembar.

Hanya desahan yang keluar dari mulut Kertas. Lupa dia kalau Lembar sedang di Lenteng Agung. Biasanya dia jarang pulang kesana, hidup Lembar hanya di Kuningan, Cempaka Putih, dan Lenteng Agung. Dan Kertas tahu itu.

Jarinya kini asyik menekan tuts telepon genggamnya.
"Maaf, aku lupa. Aku sudah ada di Margonda, lagipula sudah malam. Besok saja kita ketemu bagaimana?" Balas Kertas.

Setelahnya dia kembali ke perhelatan di kepalanya. Memutar ceritanya. Astaga, semua terlalu kompleks bagi Kertas, pria berusia 23 tahun yang kini bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit swasta. Kertas, sang Kertarajasa anak kesayangan ibundanya tercinta.


Menatap terawang langit yang mulai gelap gulita, untung saja hujan sudah berhenti.
"Ya! TERMINAL! TERMINAL!" Teriak abang kondektur. Pemberhentian akhir. Bersiap turun sebelum melanjutkan ke arah Parung, tak jadi rupanya dia ke Pocin.

Jam 19.00, masih belum terlalu malam baginya. Toh, tantenya juga pasti baru datang dari Kuningan. Lelah dia terkantuk-kantuk di angkot 03, lepas malam yang melelahkan. Kertas tak mampu tidur, tapi mengantuk. Pria melankolik yang tinggi mimpi.


"Kak Kertas!!!" Jerit Sora, sepupu kecilnya. Suatu kejutan Kertas datang berkunjung. "Kak, kak." panggil Dondon, adik Sora. Tersenyum, lalu berkumpul bersama. Merasakan kehangatan keluarga yang mulai dirindukannya setelah bekerja. Juga untuk mengalihkan pikirannya tentang Lembar. "Bagaimana kerjaanmu?" tanya Teh Murni. "Ya begitu. Kerjaan perawat saja. Ada senang, ada capek juga." jawab Kertas datar, "Tapi seneng kan dapet gaji?" Goda Om Danar, suami Teh Murni, sambil terkekeh. "Itu sih iya, Om." jawab Kertas ikut terkekeh. Malam yang menyenangkan dan hangat. Mengakhiri hari Kertas itu.



***
"Katanya jam 9?!" Ucap gadis manis di depannya. Berpakaian simple tanpa memperhatikan model terkini, dengan rambut ikat kuda dan poni depan. Tampak muda dan sporty. Kau tak pernah berubah Lembar, bisik Kertas dalam hati.
"Aku ketiduran habis subuh. Maaf ya." ujar Kertas membela diri. Diliriknya gadis yang sebaya dengannya. Semakin manis saja, walau tiada tanda-tanda fisik dia berubah. Masih tetap kecil, mungil, namun memiliki semangat yang tinggi, dan mendominasi, seperti dirinya. "Kan kau sudah tahu, tidak baik tidur setelah subuh itu. Lagipula kau kan janji jam 9, bukan jam 11." kini Lembar menasehati sambil berkacak pinggang.

"Maaf, aku benar-benar ketiduran." Kertas memasang raut menyesal. Tapi tak ada yang harus disesalinya, toh dia sangat bahagia bertemu Lembar. Mereka meracau dengan pengalaman baru, masa lalu, rencana, dan ambisi mereka. Lembar dan Kertas, sepasang anak manusia yang sedang menikmati kebahagiaan dari tulusnya persahabatan dan cinta.

"Bagaimana project cerpenmu itu? Berhasilkah?" tanya Lembar, dia tahu ambisi terbesar Kertas adalah menerbitkan semua karya-karyanya, buah pemikirannya. Yang ditanya hanya diam, mengangkat bahu sambil terus asyik mengunyah. "Berarti gagal ya?" tanya Lembar lagi, penasaran. "Setidaknya kau membaca karyaku kan?" balik Kertas. "excuse? Atau bentuk lain dari pupusnya harapan?" tanya Lembar. Bakso Malang pedas yang dipesannya sedari tadi belum disentuhnya, menatap tajam pria dihadapannya. Menanti jawaban pasti. "Hei,did you hear me, Kertas?!" "Iya. Itu bukan hilang asa melainkan bentuk excuse yang memang aku peruntukkan untuk ku sendiri. Sekarang aku hanya berpikir, selama ada yang membaca, aku akan terus menulis." ujar Kertas, to the point. "Walau pun itu hanya aku?" tanya gadis manis itu, menatap lama-lama. "though it's only you." jawab Kertas.

"Oh ya, bagaimana nasib Luna? Katanya kau sempat jalan dengannya?"
Serentetan pertanyaan panjang dari Lembar, selalu begitu. Seakan dia tak pernah puas akan informasi tentang Kertas.
"Luna? Haruskah dijelaskan? Tak akan percaya kau tentang ceritaku. Luna itu sudah aku anggap adik. Teman bertukar pikiran, layaknya kau. Tapi tak sama." ujar Kertas, tak sama karena aku mencintaimu. "Hmm... Sayang sekali kau tak lanjut dengannya. Dia baik, cantik, pandai, pintar masak pula." "Kau saja yang suka sama dia! Laki-laki itu suka dengan wanita yang memang bisa membuatnya luluh." Kertas bicara dengan nada yang agak tinggi, sedikit kesal dengan Lembar, selalu saja memuji Luna, seakan sengaja menjodohkan dirinya dengan Luna. "Yahh, mungkin." ujar Lembar sambil mengangkat bahu.
***
Mata Kertas menatap lama ke arah Lembar, sudah waktunya dia pergi menuju rutinitasnya, begitu pun Lembar. "Hati-hati! Jangan lupa sms kalau sampai ya!" Jerit Lembar ketika Kertas menaiki Mayasari. Hujan rintik-rintik saat itu. Kertas hanya melambai. Dilihatnya Lembar yang masih mengamati kendaraan umum itu, walau hujan mulai deras.

Kembali Kertas berujar dalam hatinya, aku akan meminangmu suatu saat nanti.
Apr 1, 2012 0 komentar
Hari pertama di bulan April, dimana aku sedang asyik menanti bus transjakarta jurusan harmoni hanya karena mau ke kali deres. -,-

Aku merasa sudah lama juga ya, gak kemana-mana sejak di jakarta. Aku ini si bolang, pergi kemana pun hanya sendiri. Ditemani para malaikat setia dan Allah tentunya. Aku senang pergi ke suatu tempat, bukan tempatnya, melainkan esensi dari perjalanannya. Aku menyukai perjalanan yang panjang dan tenang.
Mungkin aku pengamat yang baik. Aku senang mengamati. Karena di setiap perjalanan aku melihat hal yang tak pernah sama.


Aku selalu berharap mendapat kamera Canon DSLR, karena semua pantas diabadikan. Karena dengan mengamati, kita belajar untuk bijak.
0 komentar

Menjemput Bahagia

Tanggal 31 Maret 2012 adalah hari bahagia untuk kakak seniorku di RS. Alhamdulillah dia menikah. Selamat kak Ai, selamat menempuh hidup yang baru. Semoga Allah merakhmati keluarga kecil kalian. Semoga aku juga segera menemukan jodohku yang hilang, hehe.

Kak Ai, selamat menjadi istri yang paling cantik.

(-^.^-)
Mar 28, 2012 0 komentar

Ketika kau Lelah dan Penat

Aku tahu kau lelah, matamu sayu, badanmu sedikit lunglai, kau tampak kurang bertenaga, dan tidak sehat. Aku tahu kau penat, tatapan kuyu, kau sedikit hilang konsentrasi, kau tanpa sadar mengeluh, air mukamu tampak mengeras, berbeda dari biasanya, lembut menenangkan. Aku tahu kau lebih dari sekedar lelah atau pun penat. Aku tahu aku hanya mampu tahu, aku tak bisa berbuat apa-apa.

Aku hanya mampu menyemangatimu. Mendoakanmu. Menatapmu dalam.

Aku tahu kau lelah, teramat lelah malah. Kau bahkan kurang istirahat. Tapi aku bahagia, kau tampakkan tanggung jawab mu. Kau, walau lelah tetap tersenyum. Kau, walau lelah tetap mendengarkan.

Aku tahu kau penat, teramat sangat malah. Mungkin jika ingin, kau bisa marah pada ku. Tapi aku bahagia, kau simpan itu dalam pikiranmu. Kau tak adukan keluh kesah mu. Kau tak melampiaskannya pada ku, yang saat itu pun kurang konsentrasi. Kau tampakkan kelembutan dan ketegaranmu.


Aku tahu kau lelah dan penat. Tapi kau tetap tersenyum, tetap lembut, tetap tegar. Kau tahu, walau bukan menggambarkan dirimu, tapi kau seperti mimosa pudica. Bunga yang aku sukai.


Jika kau lelah, istirahat lah. Jika tak bisa ingatlah harga keikhlasan dari itu semua.

Semoga Allah swt selalu memberi yang terbaik bagi mu.


Jakarta, 28 Maret 2012

*Untuk orang-orang yang aku sayang, tetap semangat.
Mar 27, 2012 0 komentar

Mengamatimu



Mengamati hari kembali, cerah tak berawan. Arak-arakan mereka tak lagi menghiasi, untuk saat ini. Entah lusa, esok, atau mungkin beberapa saat lagi dalam sekejapan mata.

Merasakan angin kembali, malu-malu membelai manja. Mengintip di setiap celah. Terkadang diam.

Menatap rindang bambu, menari lembut dengan gemerisik daunnya. Hijau menenangkan. Sepintas menumbuhkan nyaman.


Menengadah ke atas, mencoba menantang matahari. Hangat menyengat, dengan begitu positif yang terambil. Mendengar doa, semoga cerah hari ini, semoga panen garam melimpah, semoga cucian kering hari ini.

Melongok ke kamar, mendesah, bernapas lega. Melihatnya, bersyukur aku masih bisa tinggal dalam ruangan yang cukup layak ini.

Menatap tersenyum. Aku bahagia dapat menulis sampai saat ini.



Jakarta, 27 Maret 2012 *Pagi yang membuat tenang
Mar 16, 2012 0 komentar

My lil' brother

Mar 15, 2012 0 komentar

Hari yang Mengingatkan "Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan?"

Hari Kamis, tanggal 15 Maret 2012. Hari yang membuatku terus mengeluh. Sakit lah, pusing lah, jenuh lah, ingin pulang lah, malas lah, dan hal-hal lain yang menjadikan aku sulit bersyukur hari ini. Hari ini juga entah kenapa aku justru ingin meliburkan diri sejenak dari segala rutinitas yang mengganjal. Alhamdulillah, aku masih punya simpanan libur karena pernah menggantikan dinas pribadi dengan kakak senior sehingga aku masih bisa menikmati kemalasanku. Entah mengapa, hari ini aku merasa jenuh dan bosan.


Sejak pagi aku selalu berusaha menghubungi orang tua ku, aku ingin sekali mendengar suara mereka. Setelah menghubungi pun, rasanya tidak cukup. Aku ingin mendengar terus dan terus namun apa daya, masih banyak rutinitas yang harus aku lakukan seperti mencuci pakaian dan menyetrika. Aku merasa sangat rindu dengan mereka. Sangat rindu.

Siang hari, hampir seharian lebih tepatnya, aku mengeluh. Mengapa sakitku tak kunjung sembuh? Mengapa aku merasa jenuh? Mengapa? Mengapa?

Kalau mengingat ini semua, aku terus beristighfar, malu aku dengan diriku.

Sore hari ketika semua teman sekamarku datang, aku lebih merasa lega. Aku masih bisa bercerita dengan mereka. Aku bisa mengeluarkan semua ketidaknyamananku. Namun tetap, pikiranku masih tertuju pada rumah.

Ketika matahari mulai kembali keharibaannya, menyisakan sedikit siluet jingga nan indah, aku kembali menghubungi ayahku. Aku hubungi beliau, ternyata masih dalam perjalanan pulang. Aku memutuskan pembicaraan karena takut mengganggu.

Setelah senja menghilang berganti malam, aku dan kedua kawanku mencari makan malam. Sejenak untuk  mengisi tenaga yang terkuras sebelumnya. Sesampai di kosan, aku mendapat telephone, ayahku. Aku angkat telephone itu, beliau mengatakan bahwa ibu ku, sudah di rumah sakit. Sudah pembukaan 2-3 katanya. Subhanallah, Alhamdulillah, aku hanya mampu berucap syukur dalam hati. Bagaimana tidak, aku selalu menanyakan kapan adik ku akan lahir, apakah aku bisa melihatnya, apakah aku bisa memberi nama untuknya.

Aku langsung mengirimkan sms kepada sahabat ku untuk mengabarkan berita ini, memohon doa tulus mereka untuk ibu dan adikku.

Akhirnya aku tahu, dan selalu terlambat, semua ini rencana Allah, bagaimana aku tidak masuk kerja hari ini, bagaimana semua berita ini datang, setidaknya aku mengetahui dengan pasti kapan adikku lahir dan aku tidak terlambat sedikitpun mendengar beritanya.

Alhamdulillah, dan semua memiliki hikmah yang terkandung didalamnya...

"Maka nikmat Tuhan mu manakah yang kamu dustakan?" itu lah mengapa Allah swt mengulang ayat ini dalam Quran......karena manusia itu sulit untuk bersyukur :'(

Ampuni segala khilaf dan dosa kami, ya Allah....dan terima kasih atas semua nikmatMu yang terlimpah di dunia ini....



Jakarta,15 Maret 2012 *ditulis ketika mendapati kabar bahagia pada akhir hari dan kegundahan pada awal hari*


0 komentar

Mencintai Sejatinya Mencintai Allah

Bermain bersama genitnya angin malam yang berusaha mengusik konsentrasi dan membuat menyegerakan untuk terlelap dalam buaian. Berpikir terus, entahlah, mengapa aku sering sekali berpikir pada malam hari. Aku bukan hewan nokturnal walau blog ku ini terinspirasi dari sang "owl", aku masih manusia, masih seorang wanita yang masih mencari pasangan hidup, sekedar info yang tak perlu. Tapi memang benar, aku sering sekali berpikir tentang sesuatu saat malam tak bisa tidur, saat aku mencari ide untuk membuat sebuah cerpen atau pun cerbung. Berpikir apa saja, entah itu alasan ku hidup, alasan aku masih saja dianggap anak kecil, alasan aku mengapa aku ditempatkan di tempat ini. Semua menjadi pertanyaan yang terkadang menjadi pernyataan. Singkatnya, aku memang terlalu banyak memikirkan sesuatu yang jarang orang lain pikirkan.

Malam ini masih ditemani angin malam yang cantik, aku memikirkan, untuk apa aku menulis ini semua. Untukku kah? Atau untuk seseorang di luar sana yang mungkin meluangkan waktunya untuk membaca tulisan "anak kecil" ini? Dulu, alasanku membuat blog ini adalah untuk menuangkan semua yang ada dipikiranku, entah itu sesuatu yang emnyenangkan, menjengkelkan, atau justru mengagumkan. Dulu, aku membuat blog ini untuk menampung cerita yang aku buat, daripada tidak ada yang baca, lebih baik aku keluarkan saja.

Saat ini, aku justru bingung, alasan apa yang membuat aku terus menulis? Aku tak punya pembaca setia, aku tak punya kelebihan seperti blogger-blogger lainnya, namun aku percaya, sejatinya ada yang bisa dimaknai dari tulisanku.

Aku mencintai menulis, aku mencintai tulisan, aku mencintainya karena aku bisa merasakan, aku ada dalam tulisan. Aku diberi kesempatan untuk menuangkan pikiran, aku diberi kesempatan untuk mencurahkan. Aku tahu Allah yang menggerakkan semuanya. Hati, pikiran, tangan, kedua mataku, dan semua tenaga yang aku butuhkan.

Aku kini menulis, setelah pernah dulu menuliskan sedih. Aku kini menulis, aku gembira. Aku bukanlah orang yang mudah untuk mengatakan namun jujur, aku merasakan aku sepertinya mulai mencintai. Mencintai seseorang seperti aku mencintai menulis.

Aku katakan aku tak pernah bisa langsung mengatakan karena aku menuangkannya dalam tulisan.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang sempurna sebagaimana ia diciptakan.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang dulu aku bahkan membenci profesinya.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang hanya berbeda beberapa tahun dariku.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang baru beberapa bulan saja aku mengenalnya.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang bahkan aku tidak tahu apakah dia sudah menemukan "tulang rusuk"nya atau belum.

Aku jatuh cinta, dan aku tahu itu bukan dengan tulisan melainkan dengan sosok manusia yang dengan senang hati mengatakan bahwa tulisanku itu bermakna.

Apa yang menjadikan aku mencintai?

Apa yang menjadikan aku mencintai selain tulisan?

Apa yang menjadikan aku mencintai selain tulisan, sosok manusia itu?


Aku tahu, sebagaimana tulisan-tulisan yang pernah aku baca dan aku rangkai. Aku kembalikan semua rasa cinta ini kepada Sang Pemilik Cinta. Yang selalu mampu menerima semua cinta, dan selalu mencintai hambaNya dengan caraNya sendiri.


Aku semakin saja mendewasakan diri dengan cinta, walau aku berpikiran seperti anak kecil, namun bukankah cinta itu selalu suci seperti anak-anak? Dan aku bahagia ketika aku bisa merasakan bahwa ketika aku mencintai manusia aku selalu mengingat Illah, dan itu lah cinta yang tak pernah bertepuk sebelah tangan. Karena semua akan indah pada waktunya.


Bagi kalian yang sedang merasakan cinta dan belum berbalas.... Jadikanlah cintamu itu media mendekatkan diri kepada Pemilik kalian, karena hanya Dia-lah yang pantas untuk kalian cintai sepenuh hati... Dan cinta sejati adalah cinta kepadaNya karena kalian tak akan pernah merasa patah hati jika kalian mencintaiNya..



Jakarta, 15 Maret 2012 *ditulis ketika merasakan cinta manusia dan berusaha mengingat Illah-nya
Mar 14, 2012 0 komentar

Yang Berdosa itu Aku atau Mereka?

Masih menanti pagi yang mungkin bisa menyejukkan jiwa, berharap segera ada pendamping hidup secepatnya. Amiin...... :)) *berharap tidak ada salahnya kan?*

Malam ini ketika semua mata sebagian besar manusia sudah tertutup rapat menyelami dunia yang berbeda, itu lah mengapa kita selalu berdoa sebelum tidur. Tidur mengurangi kesadaran kita akan dunia, dan tidak mustahil kita terlelap selamanya ketika kita tidur, jika memang iya, semoga sebelumnya kita sudah mempersiapkan bekal yang cukup.

Menuliskan "post-it" ini memang agak sedikit berbelit-belit, maklum sudah terlalu banyak kata yang tak tertuang di blog ini. Judul di atas sedikit menyiratkan kegundahan yang masih menggantung di dalam hati dan pikiran selama aku bekerja. Dan cukup lama ya, aku sudah tidak membuat postingan baru semenjak bekerja di RS.

Bekerja di sebuah RS, berita yang menggembirakan untuk orang tua ku, untukku -walau sesaat-, untuk keluargaku. Aku harus bersusah payah, walau semua itu atas kehendakNya (Tiada daya dan upaya melainkan dariNya), menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Aku harus menyingkirkan pesaing-pesaing yang lebih baik dari ku. Aku harus terus belajar cepat di lingkungan yang tidak mau tahu aku itu belum berpengalaman.

Ditempatkan di ruang anak, berusaha mencintai mereka dan keluarga mereka. Perawat itu, bukanlah pekerjaan mudah untuk orang seperti ku, yang masih suka mencintai diri sendiri, masih suka berpetualang mencari pengalaman baru, masih suka mengeluh, masih suka membandingkan pekerjaan lain. Perawat itu, bukanlah pekerjaan mudah untuk aku, yang menyukai kesendirian. Aku harus bisa mengerti mereka, peduli dengan mereka, anak-anak yang bahkan aku sendiri belum pernah merasakan kehadiran seorang anak dalam hidup ku (Semoga segera terwujud setelah menikah).

Mungkin aku bukanlah sempurna untuk menjadi perawat, namun aku terus berusaha agar mereka menerimaku dengan baik, walau terkadang mereka takut, gelisah, cemas, namun aku terus berusaha akrab dengan mereka. Aku pernah bercerita pada ibu ku, aku sering berbicara dengan nada yang agak kencang dengan orang tua pasien.

"Bukan ketus mah, tapi aku menjelaskan supaya mereka memahami keadaan anaknya dan ruangan." Kata ku,

"Itu bukan  ketus, tapi tegas.Tegas tidak apa-apa, tapi jangan kasar." ujar Ibu,

"Iya mah...."

Mungkin aku berbicara tegas, tapi mungkin pula aku tak sadar sudah berbicara dengan nada yang cukup kasar. Alasan jahat ku adalah karena orang tua itu jarang sekali mengerti keadaan anaknya dan keadaan kami perawat ruangan yang juga harus membagi pikiran dan tenaga kami untuk pasien lain yang kondisinya sama bahkan lebih buruk. Aku malu karena aku juga manusia, ketika lelah mendera, aku khilaf menjadi egois, aku pun manusia aku bisa lelah. Aku berusaha berpikir bijak seperti apa yang ibuku ucapkan, "Janganlah melihat apa yang telah kau lakukan tapi teruslah berpikir apa yang bisa kau lakukan. Dengan begitu kau akan terus terpacu untuk memperbaiki diri dan terus tersenyum apapun keadaanmu."

Dan siapapun yang berdosa, manusia itu adalah tempatnya lupa dan salah. Aku rindu mamah :'))

Semoga Allah senantiasa memberimu kekuatan yang tiada batas, mendoakan anakmu ini yang sering menangisi keadaannya melebihi tangisnya tentang mu.... Semoga Allah menempatkanmu di tempat yang mulia, di dalam jannahNya...Amiin


Ghesti sayang mamah, walau suatu saat nanti Ghesti akan berkeluarga...Ghesti akan terus belajar dari mamah, menjadi tangguh..
Mar 9, 2012 0 komentar

Pantaskah kita mengeluh?????????

Menemukan note yang bagus di facebook jadi di share saja disini, setelah izin tentunya :)


Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin.....”Allah menjawab : “Jika AKU menghendaki,cukup Ku berkata “Jadi”,maka jadilah (QS. Yasin ; 82)

 Ketika kita mengeluh : “Capek banget aku....”Allah menjawab : “...dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An-Naba :9)

Ketika kita mengeluh : “Berat banget yah, gak sanggup rasanya...”Allah menjawab : “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286)

Ketika kita mengeluh : “Stressss nih...Panik...”Allah menjawab : “Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang”. (QS.Ar-Ro’d :28)

Ketika kita mengeluh : “Yaaaahh... ini mah semua bakal sia-sia..”Allah menjawab :”Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun,niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah :7)

 Ketika kita mengeluh : “Gile aja aku sendirian..gak ada seorangpun yang mau bantuin...”Allah menjawab : “Berdoalah (mintalah) kepadaKU,niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60)

 Ketika kita mengeluh : “ aku ngerasa sedih banget...”Allah menjawab : “La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)

kita semua yg mulai galau atas perhatian Allah yg serasa jauh dari kita padahal sebaliknya Allah dekat selalu (QS. Al-Baqarah 186)..
Mar 7, 2012 0 komentar

Mengingat Semua PemberianNya

Matahari masih menggelayut di atas langit kota Jakarta, sepertinya memang belum menampakkan tanda-tanda ingin beristirahat. Dan aku pun masih berkutat dengan notebook milik teman sekamar aku. Aku berpikir sejenak, apa yang harus aku lakukan terhadapnya.

Masih ditemani oleh para wanita yang setia disamping kanan-kiriku, aku mengetikkan sedikit kisah kecilku. Aku baru saja menginjak usia 21 tahun, selama itukah aku hidup? Aku mensyukuri kenyataan bahwa aku masih bernapas, masih bisa merasakan hidup di bumiNya. Aku yang masih labil dengan segala kondisi yang terjadi dalam hidupku. Aku yang masih dalam pencarian jati diri. Aku yang masih mengejar rahmat dan cinta sang Illah.

Aku menemukan begitu banyak pemberianNya. Aku masih bisa merasakan rasa cinta yang luar biasa. Aku masih bisa merasakan sedih dan amarah.

Terima kasih ya Allah, karena tanpa mengenalMu aku pasti tersesat di jalan yang sebenarnya sangat lurus....


"Dan nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan..."
Mar 6, 2012 0 komentar

Believing your Heart

Langit sudah menumpahkan seluruh berlian cairnya. Aku justru berusaha untuk menerima hidupku saat ini. Allah memberikan ku kesempatan yang tak dimiliki orang lain, bukan? Sepertinya aku agak sedikit kurang bersyukur. Allah memberi ujian yang luar biasa untuk setiap hambaNya.
Allah mengingatkan aku untuk bersahabat dengan masalah dan tanggung jawab. Ibu ku mengingatkan untuk menjadi pemberi warna dalam kehidupan. Aku memang merasa aku masih mempunyai tanggung jawab besar.

Aku tak boleh rapuh melebihi kaca, aku tak boleh sekeras batu. Seperti ucapan ibu, jadilah tetap halus seperti kapas, dan tegar seperti karang. Itu lah yang menjadikan kau manusia.

Mempercayai hatimu dan jadilah manusia yang selalu meningkatkan kualitasnya.

"Terus ingatlah orang tua mu,belajarlah dari orang tua. Lihatlah kerutan kulit dan lingkar matanya." Ucap ibu

Menyayangimu pasti karena dunia mu hancur karena ku... namun kau tak pernah menyesal.
 
;